MAKALAH MORFOLOGI BATANG


 PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
       Tumbuhan terbentuk dari kelompok-kelompok sel dengan tipe serupa dengan pola yang terorganisir secara tertentu. Massa sel  yang terorganisir dan berkesinambngan di sebut jaringan. Suatu jaringan dapat di pandang sebagai suatu populasi sel yang serupa, satu populasi dikelilingi oleh populasi-populasi lain; dalam hal ini jaringan dikelilingi oleh satu atau lebih populasi jenis-jenis lainnya. Suatu populasi mempunyai hubungan-hubungan erat dan mutlak dengan populasi yang berdekatan. Jaringan-jaringan tersebut bergabung menjadi bagian tubuh yang melaksanakan satu atau beberapa fungsi untuk seluruh organismenya, bagian tubuh demikian misalnya, daun, batang, akar, dan disebut “organ”
    Sekelompok sel-sel yang serupa asalnya, strukturnya, dan fungsinya dalam satu kesatuan yang padu dinamakan “jaringan” secara umum tubuh tanaman terdiri atas jaringan vegetative dan jaringan reproduktif. Dalam tanaman tinggi, tubuhnya terdiri atas kompleks sel yang strukturnya rumit, berbagai jenis sel dengan fungsi yang berbeda-beda berpadu menjadi satu.
1.2 Perumusan masalah.
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah:
1.3  TUJUAN
 Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
1. Mengetahui morfologi batang


PEMBAHASAN

Batang merupakan bagian tubuh tumbuhan yang amat penting bagi tumbuhan yang berada di atas permukaan tanah. Mengingat tempat dan kedudukannya bagi tubuh tumbuhan, batang dapat disamakan dengan sumbu tubuh tumbuhan. Oleh karena itu untuk mempertahankan fungsinya, batang melakukan berbagai adaptasi terhadap lingkungan dimana tumbuhan tersebut tumbuh. Adaptasi setiap tumbuhan berbeda-beda tergantung kebutuhan dari tumbuhan tersebut. Modifikasi batang merupakan salah satu jalan tubuh tumbuhan dalam melakukan adaptasi, artinya adaptasi dapat dilakukan tumbuhan dengan melakukan modifikasi bagian tubuh tumbuhan, termasuk batang. Dalam makalah ini akan dijelaskan berbagai bentuk adaptasi dan modifikasi yang dilakukan batang dalam mempertahankan hidup tumbuhan.
Sifat-sifat batang

* umumnya berbentuk panjang bulat seperti silinder atau dapat pula mempunyai bentuk lain.
* terdiri atas ruas-ruas yang masing-masing dibatasi buku-buku dan pada buku-buku inilah terdapat daun.
* biasanya tumbuhnya ke atas.
* ujungnya selalu bertambah panjang.
* mengadakan percabangan.
* umumnya tidak berwarna hijau kecuali tumbuhan yang umurnya pendek.
Fungsi batang :

* Mendukung bagian-bagian tumbuhan seperti daun, bunga, dan buah.
* Dengan percabanganya memperluas bidang asimilasi.
* Sebagai jalan pengangkutan air dan zat-zat makanan dari bawah ke atas dan sebagai jalan pengangkutan hasil-hasil asimilasi dari atas ke bawah.
* Menjadi tempat penimbunan zat-zat asimilasi makanan cadangan.


Tumbuhan  Yang  Tidak  Berbatang  (Planta Acaulis)
Batang tumbuhan ini amat pendek, semua daunnya seakan-akan keluar dari bagian atas akarnya dan tersusun rapat sehingga batangnya tidak tampak.
Contoh : lobak (Raphanus sativus L.).

Tumbuhan Yang Jelas Berbatang
* Batang basah (herbaceus). Contohnya batang bayam (Amaranthus spinosus L.)
* Batang berkayu (lignosus). Contohnya batang mangga (Mangifera indica L.)
* Batang rumput (calmus). Contohnya batang padi (Oryza sativa L.)
* Batang mendong (calamus). Contohnya pada batang mendong (Fimbristylis globulosa Kunth).

Bentuk Batang
* Bulat (teres). Contohnya bambu (Bambusa sp)
* Bersegi (angularis)
- Bangun segitiga (tringularis) contohnya batang teki (Cyperus rotundus)
- Segi empat (quadrangularis), contohnya pada batang markisah (Passiflora qudadrangularis L.), iler (Coleus scutellarioides Benth).
* Pipih
- filokladia contohnya pada Muehlenbeckia platyclada Meissn.),
- kladodia contohnya kaktus (Opuntia vulgaris Mill.).

Dilihat permukaanya, batang tumbuh-tumbuhan juga memperlihatkan sifat yang bermacam-macam seperti :

* Licin (leavis). Contoh Batang jagung (Zea mays L.).
* Berusuk (costatus). Contoh pada iler (Coleus scutellarioides Benth.),
* Beralur (sulcatus). Contohnya pada Cereus peruvianus (L). Haw.
* Bersayap (alatus) contohnya pada markisah (Passiflora quadrangularis L.)
* Berambut (pilosus) pada tembakau (Nicotiana tabacum L.)
* Berduri (spinosus) pada mawar (Rosa sp)
* Memperlihatkan bekas-bekas daun, misalnya pada papaya (Carica papaya L.)
* Memperlihatkan bekas-bekas daun penumpu , misalnya pada keluwih (Artocarpus communis Forst)
* Memperlihatkan banyak lentisel, misalnya pada sengon (Albizzia stipulata Boiv)
* Lepasnya kerak (bagian kulit batang yang mati) misalnya pada jambu biji (Psidium guajava L.).
Arah Tumbuh Batang
walaupun seperti telah dibahas sebelumnya bahwa batang umumnya tumbuh ke arah ke arah cahaya, meninggalkan tanah dan air, tetapi mengenai arahnya dapat memperlihatkan variasi dan bertalian dengan sifat ini dibedakan batang yang tumbuhnya :
a. Tegak lurus (erectus), yaitu jika arahnya lurus ke atas, misalnya papaya (Carica papaya L.),
b. Menggantung (dependens, pendulus), misalnya jenis Anggrek (Orchidaceae) dan Zebrina pendula Schnitzl.
c. Berbaring, misalnya pada semangka (Citrullus vulgaris Schrad.),
d. Menjalar atau merayap (repens), misalnya batang ubi jalar (Ipomoea batatas Poir.),
e. Serong ke atas/ condong (ascendens), misalnya pada batang kacang tanah (Arachis hypogaea L.),
f. Mengangguk (nutans) misalnya pada bunga matahari (Helianthus annuus L.),
g. Memanjat (scandens), tumbuh dengan menggunakan penunjang. Penunjang dapat berupa benda mati ataupun tumbuhan lain, dan pada waktu naik keatas batang menggunakan alat-alat khusus untuk "berpegangan" pada penunjangnya ini, misalnya dengan:
   * akar pelekat, contohnya sirih (Piper betle L.),
   * akar pembelit, misalnya panili (Vanilla planifolia Andr.),
   * cabang pembelit, misalnya anggur (Vitis vinifera L.),
   * daun pembelit misalnya kembang sungsang (Gloriosa superba L.),
h. Membelit (volubilis). Menurut arah melilitnya dibedakan lagi menjadi batang yang:
* Membelit ke kiri (sinistrorsum volubilis). Misalnya pada kembang telang (Clitoria ternatea L.),
  * Membelit ke kanan (dextrorsum volubilis). Contohnya gadung (Dioscorea hispida Dennst).


PERCABANGAN  PADA  BATANG
Cara percabangan ada bermacam-macam, biasanya dibedakan tiga macam cara percabangan, yaitu :
1. Monodial yaitu batang pokok selalu tampak jelas, karena lebih besar dan lebih panjang daripada cabangnya, misalnya pada pohon cemara (Casuarina equisetifolia L.),

2. Simpodial, batang pokok sukar dibedakan dengan cabangnya. Contohnya pada sawo manila (Achras zapota L.),

3. Menggarpu atau dikotom, yaitu cara percabangan yang batangnya setiap kali bercabang menjadi dua cabang yang sama besarnya. Misalnya pada paku andam (Gleichenia linearis).
1)      Batang(Caulis) salah satu organ tubuh yang
Juga seperti akar terdapat pada tumbuhan
Yang tergolong Cormopyta,
Umumnya batang merupakan bagian
Tumbuhan yang ada diatas tanah dan telah
Terbentuk sejak tumbuhan itu masih berupa
Embrio yang disebut batang lembaga.


Bagian2 batang.
• Pangkal batang
• Hipokotil
• Epikotil
• Ujung batang
• Primordian daun
• Primordian cabang

Batang yang tak jelas terlihat
• Planta caulis
• Caudex
• rizhoma

Berdasarkan  kandungan zat kayu(lignin)
• Batang lunak(herbaceus)
• Batang keras(lignosus)

Bardasarkan bentuk batangnya
1. Tares: batang berbentuk bulat misal: ceiba pentandra, carica papaya.
2. Angularis: batang yang berbentuk bersudut- sudut/bersegi-segi.
misalnya : eurphobia trigona, Sechium edule, solanum nigrum.
3. Discoideus: batang yang terdapat pada Beberapa jenis cactaceae.
 
Struktur tumbuhan dan hewan berkaitan dengan morfologi dan anatomi. Kata morfologi sendiri dipakai dalam berbagai cabang ilmu. Secara harafiah, kata morfologi berarti morphos (pengetahuan tentang bentuk). Pengertian morfologi secara luas dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari bentuk organisme, terutama hewan serta tumbuhan serta mencakup bagian-bagiannya. Adapun morfologi tumbuhan terdiri atas bagian tubuh (orhan) tumbuhan, yaitu akar, batang, daun, bunga, buah, dan biji. Kali ini akan dibahas mengenai morfologi batang tumbuhan.
Pada umumnya, batang terletak diatas permukaan tanah. Batang berperan dalam menyangga daun dan bunga. Salah satu ciri batang adalah terdapatnya buku dan ruas. Buku merupakan tempat keluarnya daun atau tunas, sedangkan ruas adalah jarak diantara dua buku. Batang umumnya tidak berwarna hijau kecuali batang pada tanaman yang umurnya pendek atau ketika batang amsih muda. Bila dipotong melintang, pada permukaan batang tumbuhan akan terlihat:
# Jaringan epidrmis
merupakan jaringan terluar dari batang. Epidermis ini hanya tersusun atas 1 lapis sel yang tersusun dengan sangat rapat sehingga tidak nampak ruang antar sel
# Korteks
Korteks terdiri atas parenkim dan kolenkim. Pada beberapa tumbuhan tertentu, terdapat korteks yang hanya terdiri dari klorenkim (kolenkim yang memiliki kloroplas)
# Endodermis
Endodermis merupakan batas antara korteks dan silinder pusat
# Silinder pusat
Di dalam silinder pusat terdapat jaringan perisikel, empulur, dan pembuluh angkut. Perisikel adalah bagian terluar dari silinder pusat. Sedangkan empulur merupakan bagian terdalam dari silinder pusat
Berdasarkan bentuknya, batang tumbuhan dibedakan menjadi tiga, yaitu:
# Batang merumput
Batang ini umumnya berbentuk ramping, berwarna hijau, agak lunak, memiliki ruas dan rongga pada batangnya  Contoh: batang padi, batang jagung, dan batang tebu
 # Batang lunak
Tumbuhan berbatang lunak mempunyai ciri batang yang terasa lunak dan berair Contoh: batang bayam dan batang kaktus
 # Batang berkayu
Tumbuhan dengan batang berkayu memiliki ciri: tinggi, keras, dan tebal Contoh: Jati, akasia, dan mangga.



KESIMPULAN
Batang merupakan bagian tubuh tumbuhan yang amat penting bagi tumbuhan yang berada di atas permukaan tanah. Mengingat tempat dan kedudukannya bagi tubuh tumbuhan, batang dapat disamakan dengan sumbu tubuh tumbuhan
Adapun fungsi batang adalah sebagai berikut
* Mendukung bagian-bagian tumbuhan seperti daun, bunga, dan buah.
* Dengan percabanganya memperluas bidang asimilasi.
* Sebagai jalan pengangkutan air dan zat-zat makanan dari bawah ke atas dan sebagai jalan pengangkutan hasil-hasil asimilasi dari atas ke bawah.
* Menjadi tempat penimbunan zat-zat asimilasi makanan cadangan.



DATAR PUSTAKA
Tjitrospoepomo Gembong.1953  “Morfologi Tumbuhan ".Yogyakarta:Gadjah MadaUniversity Press
http://www.wikipadia.org
http://www.google.com

READ MORE » MAKALAH MORFOLOGI BATANG

MAKALAH MORFOLOGI AKAR



MAKALAH BOTANI UMUM
(Mormologi Akar)


Oleh :
RONI WAHYUDI (110301009)









PROGRAM STUDI AGROKOETEGNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MEGOU PAK TULANG BAWANG
2012


BAB I
PENDAHULUAN
Akar tumbuhan merupakan struktur tumbuhan yang terdapat di dalam tanah. Akar adalah tempat masuknya mineral atau zat-zat hara. Akar merupakan kelanjutan sumbu tumbuhan. Tumbuhan dikotil dan monokotil ada perbedaan sistem perakaran. Pada akar tumbuhan monokotil terususun sistem akar serabut.
Panjang akar dipengaruhi oleh faktor eksternal seperti porositas tanah, tersedianya air dan mineral, dan kelembapan tanah. Morfologi akar terdiri dari rambut akar, batang akar, ujung akar, dan tudung akar.  Rambut akar merupakan perluasan permukaan dari sel-sel epidermis akar yang berguna untuk memperluas daerah penyerapan. Rambut akar hanyu tumbuh di dekat ujung akar dan pada umumnya relatif pendek. Ujung akar tersusun dari jaringan meristem yang sel-selnya berdinding tipis dan aktif membelah diri. Fungsi tudung akar adalah untuk melindungi ujung akar terhadap kerusakan mekanis.
Air dan mineral diserap oleh ujung akar dan rambut-rambut akar (secara osmosis) masuk ke dalam tubuh tumbuhan. Osmosis adalah perpindahan zat dari larutan yang berkonsentrasi rendah (kurang pekat) ke larutan yang berkonsentrasi tinggi (lebih pekat) melalui selaput semipermeabel. Selaput semipermeabel adalah selaput pemisah yang hanya dapat dilalui oleh air dan zat tertentu. Tetapi selain secara osmosis, penyerapan air dan mineral dapat dilakukan dengan transpor aktif, yaitu, sistem transpor ion dan molekul melalui membran sel dengan menggunakan energi.
Akar juga digunakan sebagai alat pernapasan yang disebut akar napas. Akar napas terdapat pada tumbuhan yang ada di hutan bakau, yang bertmbuh tegak pada pangkal batangnya.  Pada akar napas ada banyak celah agar udara dapat masuk. Tetapi, selain memiliki akar napas, ada juga akar gantung. Akar gantung tumbuh dari bagian batang di atas tanah ke arah tanah. Fungsi akar gantung ketika masih menggantung adalah untuk menyerap udara.

BAB II
PEMBAHASAN
A.    Akar (radix)
Akar adalah bagian pokok yang nomer tiga di samping batang dan daun bagi tumbuhan yang tubuhnya telah berkembang menjadi sempurna, akar biasanya memiliki sifat-sifat sebagai berikut :
ü  Merupakan bagian tumbuhan yang biasanya terdapat di dalma tanah dengan arah tumbuhan ke pusat bumi (geotrop) atau menuju ke air (hidrotrop), meninggalkan udara dan cahaya.
ü  Ridak berbuku-buku, jadi juga tidak beruas dan tidak mendukung daun-daun atau sisik-sisik maupun bagian-bagian lainya.
ü  Warna tidak hijau, biasanya keputih-putihan atau kekuning-kuningan.
ü  Tumbuh terus pada ujungnya, tetapi umunya pertumbuhannya masih kalah jika dibanding dengan batang.
ü  Bentuknya seringkali meruncing, hingga lebih mudah untuk menembus tanah.
Akar bagi tumbuhan mempunya tugas untuk:
ü  Memperkuat berdirinya tumbuhan
ü  Untuk menyerap air dan zat-zat makanan yang terlarut  di dalam air.
ü  Mengangkut air dan zat-zat makanan tadi ke tempat-tempat pada tumbuh tumbuhan yang memerlukan.
ü  Kadang-kdang sebagai temapt untuk menimbun makanan.
ü  Sebagai alat perkembang biayakan vegetatif.
Pada akar umumnya dapat dibedakan pada bagian-bagian berikut
ü  Leher akar atau pangakal akar (collum), yaitu bagian akar yang bersambung dengan pangkal batang.
ü  Ujung akar (apex radicis) bagian akar yang paling muda terdiri dari jaringan-jaringan yang aktif membelah.
ü  Batang akar (corpus radicis) bagain akar yang terdapat antara leher akar dan ujungnya.
ü  Cabang-cabang akar (radix leteralis) yaitu bagian-bagian akaar yang tak langsung bersamabung dengan pangkal batang, tetapi keluar dari akar pokok, dan masing-masing dapat megadakan percabangan lagi.
ü  Serabut akar (fibrilia radicalis) cabang-cabang akar yang halus dan berbentuk serabut.Rambut-rambut akar arau bulu-bulu akar (pilus radicalis), yaitu bagian akar yang sesungguhnya hanyalah merupakan penonjolan sel-sel kulit luar akar yang panjang.
ü  Tundung akar (calyptra) yaitu bagian akar yang letaknya paling ujung terdiri atas jaringan yang berguna untuk melindungi ujung akar yang masih muda dan lemah.
Dari bagian-bagian akar itu perlu dicatat, bahwa rambut-rambut akar merupakan bagian yang sifatnya sementara, artinya umurnya pendek dan hanya terletak pada ujung bagian akar saja. Jika akar bertambah panjang rambut-rambut akar akan yang palin jauh akan mati, tetapi dekat dengan ujung akar akan diganti dengan yang baru.
Tudung akar sebagai pelindung ujung akr dalam menembus tanah merupakan bagian atas yang pinggirnya selalu aus dan dari dalam bagian yang aus diganti pula yang dengan yang baru.
Sewaktu tumbuhan masih kecil yaitu membentuk lembaga di dalam biji calon akar itu sudah ada dan disebut akar lembaga (radicula). Pada perkembangan selanjutnya kalau biji mulai berkecambah sampai menjadi tumbuhan dewasa, akar lembaga dapat diperlihatkan perkembangan yang berbeda hingga pada tumbuhan lazimnya di bedakan dua macam sistem perakaran.
a.       Sistem akar tunggang, jika lembaga tumbuhan terus menjadi akar pokok yang bercaban-cabang mejadi akar-akar yang lebih kecil. Akar pokok yang berasal dari akar lembaga di sebut akar tunggang (radix primaria). Susunan akar demikian ini bisa terdapat pada tumbuhan biji belah (Dicotyledoneae) dan tumbuhan biji telanjang (Gymnospermae).
b.      Sistem akar serabut, yaitu jika akar lembaga dalam perkembangan selajutnya mati atau kemudian di susun oleh akar yang kurnag lebih ukuranya pun sama. Akar-akar ini karena bukan berasal dari calon akar yang asli dari akar  liar bentuknya serabut oleh karena itu dinamakan akar serabut (radix adventicia).
Baik pada sistem akar tunggang maupun pada sistem akar serabut masing-masing akar dapat bercabang-cabang untuk memperluas di bidang penyerapan dan untuk memperkuat berdirnya batang tumbuhan. Selanjutny aperlu di ingat bahawa akaar tunggang hnya kita jumoai kalau tumbuhan ditanam dari biji. Walaupun dari golongan belah (Dicotyledoneae), suatu tumbuhan tak akan mempunya akar tunggang jika tidak  di tanam dari bijim, seperti misalnya berbagai jenis tanaman budidaya banyak yang di cangkok ataupun di stek.
Melihat percabangan dan bentuknya akar tunggang dapat di bedakan dalam :
a.       Akar tunggang tidak bercabang atau seidikit bercabang dan jika ada cabang-cabangnya biasanya terdiri atas akar-akar yang halus atau akar serabut. Akar tunggang yang bersifat demikian seringkali berhubungan dengan fungsinya sebagai tempat penimbunan makanan lalu mempunyai bentuk istimewa. Misalnya :
ü  Berbentuk sebagai tombak (fusiformis) pangkalnya besar merunciing ke ujung dengan serabut-serabut akar sebagai percabnagan biasanya menjadi tempat penimbuanan makanan. Misalnya akar lobak (Raphanus sativus L.) wortel (Daucus carota l.) berdasarkan bentuk ini dinamakan pula akar tombak atau akar pena.
ü  Berbentuk gangsing (napiformis) pangkal akarnya besar mebulat akar-akar serabut sebagai cabang hnya pada ujung yang sempit meruncing seperti terdapat pada bengkuang (Parchyrrhius erosus Urb.) dan biet (Beta vulgaris L.)
ü  Berbentuk benang (filiformis) jika akar tunggang kecil panjang seperti akar serabut saja dan juga sedikit sekali bercabang, misalnya pada kratok (Phaseolus lunastus L.)
b.      Akar tunggang yang bercabang (ramosus). Akar tunggang ini berbentuk kerucut panjang, tumbuh lurus ke bawah, bercabang-cabang banyak dan cabang-cabangnya bercabang lagi, sehinga dapat memberi kekuatan yang lebih besar kepada batang dan juga memberi kekuatan yang besar kepada batang dan juga daerah perakaran menjadi luas, sehinga dapat menyerap air dan zat-zat makanan lebih banyak.
Mengenal akar-akar pada sistemakar serabut dapat di kemukakan hal-hal seperti berikut :
a.       Akar yang menyusun akar serabut kecil-kecil berbnetuk benang, misalnya pada tanaman padi (Oryza sativa L.)
b.      Akar-akar serabut kaku keras dan cukup besar seperti tambnag mislnya pada pohon kelapa (Cocos nucifera L.)
c.       Akar serabut besar-besar, hampir sebesar lengan masing-masing tidak banyak meperhatikan percabangan misalnya pandan (Pandanus tectorius.)
Berhubung dengan cara-cara hidup yang harus di sesuaikan dengan keadaan-keadaan tertentu pada berbagai jenis tumbuhan kita dapati akar-akar yang mempunyai sifat dan tugas khusus misalnya :
a.       Akar udara atau akar gantung (radix aereus). Akar ini keluar dari bagian-bagian di dalam tanah menggantung di udara dan tumbuh ke arah tanah. Bergantung pada tingginya tempat permukaan keluarnya akar gantung dapat keluar sampai 30 m. Selama masih menggantung akar ini hanya dapat menolong menyerap air dan gas dari udara.
b.      Akar penggerek atau akar penghisap (haustrium) yaitu akar-akar yang terdapat pada tumbuhan yang hidup sebagai parasit dan berguna untuk menyerap air maupun zat makanan dari inangnya seperti kita dapati pada pohon benalu.
c.       Akar pelekat (radix adligans), akar-aar yang keluar dari buku-buku batang tumbuhan memanjat dan berguan unntuk menempel pada penunjangnya saja. Misalnya pada lada (Piper ningrum L.) sirih (Piper betle L.)
d.      Akar pembelit (cirrhus radicalis) juga memanjat tetapi dengan memeluk penunjangnya. Misalnya pada panili (Vanila palnifolia Andr.)
e.       Akar nafas (pneumatophora), yaitu cabang-cabang akar yang tumbuh tegak lurus ke atas hingga muncuk dari permukaan tanah atau tempat tumbuhnya tumbuhan.
f.       Akar tunjang, yaitu akar-akar yang tumbuh dari bagian bawah batang ke segala arah dan seakan-akan menunjang batang ini jangan sampai rebah, oleh sebab itu akar ini sering di sebut sebagai akar egrang.
g.      Akar lutut, yaitu akar tumbuhan atau lebih tepat jika di katakan bagian akar yang tumbuh ke atas kemudian membentuk gambaran seperti lutut yang di bengkokan.
h.      Akar banir, yaitu akar berbentuk seperti papan-papan yang di letakan miring untuk memperoleh berdirinya batang pohon yang tingi besar. Misalnya pada sukun (Artocarpus communis G Forst.)
B.     Bagian-Bagian Lain Pada Tubuh Tumbuhan Metamorfosis Akar
            Kita ketahui bersama, bagian pokok dari tumbuhan itu hanya ada tiga pokok saja, yaitu akar, batang dan daun. Sedangtkan bagian-bagian lain dari itu hanyalah penjelma salah satu di antara ketiga bagian poko itu, boleh jadi bagian tumbuhan yang kita beri nama tersendiri sesungguhnya hanyalah calon atau bakal bagian pokok tersebut atau dengan kata lain “In satatu nascendi”
            Di antara berbagai macama bagain tumbuhan yang sering kita jumpai, yang tidak jelas berupa batang, akar atau daun ialah :
a.       Rimpang (Rhizoma)
Rimpang sesungguhnya adalah batang beserta daun yang terdapat didalam tanah, tumbuh bercabang-cabang dan tumbuh mendatar.

b.      Umbi (tuber)
Umbi pun biasanya merupakan suatu badan yang membengkak, bangun bulat seperti kerucut atau tidak beraturan, merukan tempat penimbunan makanan, dapat pula merupakan penjelmaan batang atau akar, oleh sebab itu umbi di bedakan menjadi dua macam yaitu :
ü  Umbi batang (tuber coulogenium) kalau umbi ini merupakan penjelmaan dari batang
ü  Umbi akar (tuber rhizogenum), merupakan metamorfosis akar
Umbi batang umumnya tidak memiliki sisa-sisa daun atau penjelmaannya, oleh karena itu seringkali permukaannya tampak licin, buku-buku batang dan ruasnya tidak terlihat.
Umbi akar adalah umbi yang merupakan penjelmaan akar, dan akrena akar tidak pernah mempunyai daun, umbi yang berasal dari dasarnya selalu masuk dalam umbi telanjang. Melihat akar yang mana yang mengalami metamorfosis menjadi umbi itu, maka umbi akar dapat merupakan penjelmaan :
ü  Akar tunggang, misalnya umbi akar pada lobak (Raphanus sativus L.) bangkuang (Pachyrrhizus erosus Urb.)
ü  Akar serbut, misalanya umbi akar pada umbi kayu (Manihot utilissima Pohl.) dahlia (Dahlia cariabilis Desf.)
Umbi akar tak tumbuh mungkin dijadikan alat perkembangan seperti umbi batang. Kalau dari umbi dahlia dapat tumbuh tumbuhan baru itu hanya mungkinn jika umbi ini disertai sebagian pangkal batang dan dari pangkal batang inilah tumbuh tunas yang menjadi tumbuhan baru.
c.       Alat pembelit atau sulur (cirrhus)
Yang dinamakan alat-alat pemebelit adalah bagaian-bagian tumbuhan yang biasanya menyerupai spriral dan berguna untuk membelit benda-benda yang di sentuhnya, yaitu untuk berpegangan pada waktu tumbuhan ini berusaha mendapatkan penunjang untuk dapat naik ke atas. Maka alat itu hanya kita jumpai pada tumbuhan memanjat saja.
Alat-alat ini pada hakekatnya juga merupakan penjelmaan salah satu diantara ke tiga bagain pokok tumbuhan. Biasanya merupakan metamorfosis dahan, daun atau merupakn metamorfosis akar
 ü  Akar pembelit, yaitu akar yang berubah menajadi suatu alat pembelit seperti misalnya pada panili (Vanila plannifollia)

d.      Piala (ascidium) dan gelembung (utriculus)
Beberapa jenis tumbuhan memperlihatkan alat-alat yang bentuknya dapat menyerupai piala atau gelembung. Alat-alat tersebut biasanya meruapak metamorfosis daun atau sebagian daun.
e.       Duri (spina)
Disamping bermacam-macam ata tersebut di atas yang umumnya merupak metamorfosis bagain-bagian pokok tumbuhan, masih harus kita sebut duri-duri yang sering kita jumoai  pada berbagai jenis tumbuhan. Berdasarkan aslnya duri dapat dibedakan menajadi.
ü  Duri dahan (spina caulogenum), jika meruapakn penjelmaan cabang atau dahan, misalanya bogenvil (Bougainvillea spectabilis Willd) bagian tengah terdiri atas kayu yang bersambung dengan kayu bagian batang.
ü  Duri daun (spina phyllogenum) yaituduri yang berasal dari metamorfosis dari daun seperti terdapat pada kaktus (Cactus) bahwasanya duri bersala dari daun, dapat terlihat dari adanya kuncup dibagain ketiaknya.
ü  Duri akar (spina rhizogenum) yaitu akar-akar yang menjadi kersa dan mempunnya ujung-ujung yang tajam, misalnya pada gembili (Dioscorea aculeta. L.)
f.       Alat-alat tambahan (organa accessoria)
Permuakaan tubuh tumbuhan atau bagian-bagianya tidak selalu licin, tetapi permukaan tadi dapat memperlihatkan benjolan-benjolan atau penonjolan yang sangat beraneka ragam. Alat-alat ini bukanlah penjelmaan dari bagian-bagian pokok dari tumbuhan, oleh sebab itu dinamakn sebagai alat-alat pembantu.
Bergatung pada susunan dalamnya, alat-alat pembantu ini dapat di bedakan dalam tiga golongan yaitu :
ü  Papilia (papiliae) yaitu penonjolan-penonjolan pada permuakaan suatu alat yang hnaya merupakn pada dinding sel yang sebelah luar.
ü  Rambut-rambut atau trikoma (trichoma) yaitu alat-alat tambahan yang berupa rambut-rambut atau sisik-sisik yang pada pembentukanya hanya terdapat pada kulit bagian luar saja.
ü  Emergensia (emergentia) yaitu alat-alat tambahan yang tidak hanya tersusun atas bagian-bagian kulit luar akan tetapi bagain yang lebih dakam dari pada kulit luar tersebut juga ikut mengambil bagian dalam pembentukanya.
Alat-alat tambahan bagi tumbuhyan dapat mempunyai fungsi-fungsi yang berbeda, antara lain :
ü  Sebagai pelindung terhadap gangguan binatang, yaitu yang berupa duri, rambut-rambut gatal.
ü  Sebagai pelindung terhdap kekeringan, penguapan air yang terlalu besar, misalnya pada rambut-rambut kaktus.
ü  Sebagai alat pembantu penyerapan air dan zat-zat makanan yaitu bulu-bulu akar.
ü  Sebagai alat untuk pemancaran (dispersal) biji, misalnya rambut-rambut pada biji kapas.
ü  Sebagai alat untuk pernafasan.





BAB III
KESIMPULAN

ü  Akar merupakan bagian dari tanaman yang sangat di butuhkan terutama untuk memasok makanan yang di ambil dari dalam tanah, selain sebagai pengambil makanan akar juga memiliki peran lain yaitu sebagai penyokong berdirinya tanaman.
ü  Akar digunakan sebagai alat pernapasan yang disebut akar napas. Akar napas terdapat pada tumbuhan yang ada di hutan bakau, yang bertmbuh tegak pada pangkal batangnya.  Pada akar napas ada banyak celah agar udara dapat masuk. Tetapi, selain memiliki akar napas, ada juga akar gantung. Akar gantung tumbuh dari bagian batang di atas tanah ke arah tanah. Fungsi akar gantung ketika masih menggantung adalah untuk menyerap udara.
ü  Akar pun juga mengalmi metamorfosi seperti menjadi umbi, menjadi alat pembelit untuk berpegangan mengikuti bola benda yang di lilitnya.



DAFTAR PUSTAKA
Tjitrosoepomo, G. 2007. Morfologi Tumbuhan. Gadjah mada University Press. Jogjakarta.

READ MORE » MAKALAH MORFOLOGI AKAR

DASAR DASAR ILMU TANAH



DASAR DASAR ILMU TANAH

A.   Pengertian Tanah
Tanah berasal dari hasil pelapukan batuan bercampur dengan bahan organik dan organisme (vegetasi/hewan) yang di hidup di atasnya atau di dalamnya.  Selain itu di dalam tanah terdapat udara + air
DEFINISI TANAH SECARA ILMIAH
Tanah adalah kumpulan dari benda alam di permukaan bumi yang tersusun dalam horison-horison, terdiri dari campuran bahan mineral, bahan organik, air dan udara serta merupakan media untuk tumbuhnya tanaman

PEDOLOGI vs EDAPOLOGI
Pedologi: s
Ilmu yang mempelajari proses pembentukan tanah beserta faktor-faktor pembentuknya, klasifikasi tanah, survei tanah dan cara-cara pengamatan tanah di lapang.
Tanah dipandang sebagai suatu benda alam yang dinamis dan tidak secara khusus dihubungkan dengan pertumbuhan tanaman.
EDAPOLOGI
Apabila tanah dipelajari dalam hubungannya dengan pertumbuhan tanaman
Dalam edapologi dipelajari sifat-sifat tanah dan pengaruhnya terhadap pertumbuhan tanaman.  Usaha-usaha yang perlu dilakukan untuk memperbaiki sifat-sifat tanah bagi pertumbuhan tanaman, misalnya pemupukan, pengapuran dll.
Bahan utama penyusun tanah:
1.       Bahan mineral (45%)
2.       Bahan organik (5%)
3.       Air (20 – 30%)
4.       Udara (20 – 30%)
Komposisi ini berbeda untuk tiap jenis tanah ataupun tiap lapisan tanah
1. BAHAN MINERAL
l  Bahan mineral berasal dari pelapukan batuan
l  Batuan dikelompokkan:
1. batuan beku
2. batuan sedimen
3. batuan metamorfik (malihan)
BAHAN MINERAL
l  Terdapat dalam berbagai ukuran:
50 /u  – 2,00 mm  => pasir
2   –   50    /u        => debu
< 2  /u                   => liat
Bahan mineral > 2 mm terdiri dari kerikil, kerakal dan batu
Mineral primer: mineral yang berasal langsung dari batuan yang dilapuk (terdapat pada fraksi pasir dan debu)
Mineral sekunder: mineral bentukan baru yang terbentuk selama proses pembentukan tanah berlangsung (terdapat pada fraksi liat)
Beberapa jenis mineral sekunder (mineral liat) yang sering ditemukan di dalam tanah:
1.  Kaolinit
2.  Haloisit
3.  Montmorilonit
4.  Gibsit
5.  Al-Fe oksida
Pengaruh bahan organik terhadap sifat tanah dan pertumbuhan tanaman:
-          memperbaiki struktur tanah
-          sumber hara N, P, S dan unsur mikro
-          Menambah kemampuan tanah menahan air
-          Menambah kemampuan tanah untuk menahan unsur hara
-          Sumber energi bagi mikroba
Macam-macam BAHAN ORGANIK
-          Bahan organik kasar
-          Bahan organik halus (humus)
-          Humus terdiri dari bahan organik halus, berasal dari hancuran bahan organik kasar, serta senyawa baru yang dibentuk dari hancuran bahan organik tersebut melalui kegiatan mikroba dalam tanah
Humus  Merupakan senyawa yang resisten (tidak mudah hancur), berwarna hitam atau coklat, mempunyai daya menahan air dan unsur hara yang tinggi
Humus mempunyai kapasitas tukar kation yang tinggi yang disebabkan oleh gugus karboksil
Tanah yang banyak mengandung humus atau bahan organik adalah tanah lapisan atas atau top soil.
Makin ke bawah, kandungan bahan organik makin berkurang, sehingga tanah makin kurus (tidak subur)
Tanah organic  Dijumpai di daerah rawa-rawa. Bila kandungan BO > 20 % (untuk tanah pasir) atau > 30 % (untuk tanah liat) dengan ketebalan > 40 cm disebut tanah organik (tanah gambut)
            AIR
Air terdapat dalam tanah karena:
(1)   Diserap (ditahan) oleh masa tanah
(2)   Tertahan oleh lap. kedap air
(3)   Keadaan drainase kurang baik.
Fungsi air bagi tanaman:
(1)   Sebagai unsur hara
(2)   Sebagai pelarut unsur hara
(3)   Sebagai bagian dari sel-sel tanaman (protoplasma)
MACAM-MACAM AIR TANAH
1.       Air higroskopik Air yang diserap tanah sangat kuat sehingga tidak dapat digunakan tanaman
2.       Air kapiler Air yang dapat bergerak ke samping atau ke atas karena gaya kapiler.  Sebagian besar air kapiler merupakan air yang tersedia bagi tanaman
3.       Air gravitasi Air yang tidak dapat diserap tanah karena adanya pengaruh gaya gravitasi
Air kapiler (tersedia bagi tanaman)
(1)   Kapasitas lapang Menunjukkan jumlah air  terbanyak yang dapat ditahan oleh tanah
(2)   Titik layu permanen  Pada kondisi ini, akar tanaman mulai tidak mampu lagi menyerap air dari tanah, sehingga tanaman menjadi layu
(3)   Air tersedia  Merupakan selisih antara kadar air pada kapasitas lapang dan kadar air pada titik layu permanen
TEGANGAN AIR TANAH
Kandungan air pada kapasitas lapang ditunjukkan oleh kandungan air pada tegangan 1/3 bar, sedangkan kandungan air pada titik layu permanen adalah pada tegangan 15 bar.
Air yang tersedia bagi tanaman terletak pada tegangan 1/3 – 15 bar
UDARA
Susunan udara tanah berbeda  dengan udara di atmosfir;
1.        Kandungan uap air > tinggi
2.        Kandungan CO2 lebih besar
3.        Kandungan O2 lebih kecil
Udara dan air mengisi pori-pori tanah.  Air mengisi pori-pori mikro, sedangkan udara mengisi pori-pori makro
Faktor Pembentuk Tanah 
T = f ( B, I, BO, T, W)
HORISON TANAH
Horison O: horison organik yang terbentuk di atas lapisan tanah mineral.
Horison A: horison di permukaan tanah yang terdiri dari campuran bahan organik dan bahan mineral.  Merupakan horison eluviasi yaitu horison yang mengalami pencucian (leaching)
Horison B: horison iluviasi (penimbunan) dari bahan-bahan yang tercuci di atasnya (liat, Fe, Al, bahan organik).
Horison C: bahan induk, sedikit mengalami pelapukan
Horison R: batuan keras yang belum melapuk
PEDON DAN POLIPEDON
Umumnya tanah mempunyai perbedaan sifat profil tanah, misal:  jenis dan susunan horison, kedalaman solum, kandungan bahan organik dan liat, dsb.
Perbedaan tersebut dapat terjadi pada tempat yang berdekatan.  Oleh karena itu untuk mempelajari sifat-sifat tanah perlu dibatasi pada satuan yang disebut dengan PEDON
Pedon:
Satuan individu terkecil dalam tiga dimensi yang masih dapat disebut tanah.  Pedon berukuran antara 1 sampai 10 m2 sehingga cukup luas untuk mempelajari sifat-sifat dan susunan horison tanah yang ada

PELAPUKAN BATUAN DAN MINERAL
1.       Secara Fisik
Penyebab:
Naik turunnya suhu dan perbedaan kemampuan mengembang dan mengerut masing-masing mineral.
Pengangkutan batuan dari suatu tempat ke tempat lain oleh air.
2. Secara Biologi-Mekanik
Akar tanaman yang masuk ke dalam batuan  dapat menghancurkan batuan.
3. Secara Kimia
a.  Hidrasi dan dehidrasi
CaSO4 + 2 H2O  à  CaSO4.2H2O (hidrasi)
CaSO4.2H2O  à CaSO4 + 2H2O (dehidrasi)
b.   Oksidasi dan Reduksi
Fe2+           à  Fe3+ + e
Fe3+  +  e   à  Fe2+
c.  Hidrolisis
K Al Si3O8 + H+  à  H Al Si3O + K+
(feldspar)
d.  Pelarutan
CaCO3  +  2H+ à  H2CO3  +  Ca2+
         PEMBENTUKAN PROFIL TANAH
        1. Eluviasi: pemindahan bahan-bahan tanah dari satu horison ke horison lain
2.  Iluviasi: penimbunan bahan-bahan tanah dalam suatu horison
3.  Leaching: Pencucian basa-basa dari tanah
4.  Enrichment: Penambahan basa-basa dari tempat lain
5.  Dekalsifikasi: pemindahan CaCO3 dari tanah atau suatu horison tanah
6.  Kalsifikasi: penimbunan CaCO3 dalam suatu horison tanah
7. Desalinisasi: pemindahan garam-garam mudah larut dari tanah atau suatu horison tanah
1.       Salinisasi: Penimbunan garam-garam mudah larut dalam suatu horison tanah
9.       Dealkalinisasi: Pencucian ion-ion Na dari tanah atau horison tanah
10.   Alkalinisasi: akumulasi ion-ion Na dalam suatu horison tanah
11.   Lessivage: pencucian (pemindahan) liat dari suatu horison ke horison lain dalam bentuk suspensi secara mekanik. Terjadi pada tanah Ultisol atau Alfisol
12.   Pedoturbasi: pencampuran secara fisik atau biologik beberapa horison tanah, sehingga horison-horison tanah yang telah terbentuk menjadi hilang.  Terjadi pada tanah Vertisol
13.  Podsolisasi: Pemindahan Al dan Fe dan atau bahan organik dari suatu horison ke horison lain secara kimia (pada tanah Spodosol).  Silika tidak ikut tercuci, sehingga konsentrasi silika pada horison tercuci meningkat secara relatif.
14.   Desilikasi: Pemindahan silika secara kimia keluar dari solum tanah, sehingga konsentrasi Fe dan Al meningkat (pada tanah Oxisol)
15.   Melanisasi: Pembentukan warna hitam pada tanah karena pencampuran bahan organik dengan bahan mineral (pada tanah Mollisol)
16.   Leusinisasi:
Pembentukan horison pucat karena pencucian bahan organik
17.   Braunifikasi, rubifikasi dan feruginasi
Pelepasan besi dari mineral primer dan dispersi partikel-partikel besi oksida yang makin meningkat.
►          Braunifikasi à tanah berwarna coklat
►          Rubifikasi    à tanah berwarna coklat
kemerahan
►          Feruginasi   à  tanah berwarna merah
18.   Gleisasi:  Reduksi besi karena keadaan anaerob, sehingga terbentuk warna kebiruan atau kelabu kehijauan.
19.   Littering: Akumulasi bahan organik setebal < dari 30 cm di permukaan tanah mineral.
19.   Humifikasi: Perubahan bahan organik kasar menjadi humus.
Dari beberapa proses di atas, dapat dikelompokkan menjadi 4 yaitu:
1.  Penambahan bahan-bahan dari tempat lain ke tanah
2.  Kehilangan bahan-bahan yang ada di tanah
3. Perubahan bentuk (transformation), misal:
perubahan bahan organik à humus
penghancuran pasir à debu
4.  Pemindahan dalam solum, misal:pemindahan liat, bahan organik, Fe dan Al dari lapisan atas      ke lapisan bawah.
FAKTOR-FAKTOR PEMBENTUKAN TANAH
Lima  faktor pembentuk tanah:
1.  Bahan induk
2.  Organisme
3.  Waktu
4.  Iklim
5.  Topografi (relief)
Tanah = f (b, o, w, i, t)
BAHAN INDUK
1.  Batuan beku
a.  Batuan beku atas (batuan volkanik)
b.  Batuan beku gang
(magma membeku di antara sarang
magma dan permukaan bumi)
c.  Batuan beku dalam
Magma membeku di dalam bumi
2.                   Batuan Sedimen
a.  Batuan endapan tua
berupa endapan laut, contoh:
- batu gamping (CaCO3; CaMg(CO3)2
- batu pasir (SiO2)
- batu liat
b.  Bahan endapan baru
belum menjadi batu
- diendapkan oleh air, dataran banjir
- diendapkan oleh angin,
misal: pasir pantai
1.       Batuan Metamorfik
Berasal dari batuan beku dan sedimen akibat tekanan dan suhu yang relative tinggi.
Batu kapur karbonat mamer à batu pasir à kuarsit
1.         Bahan induk organic
Terdapat di rawa-rawa yang selalu tergenang air
ORGANISME     
1.       Kegiatan organisme tanah berpengaruh terhadap: akumulasi bahan organik, siklus unsur hara, pembentukan struktur tanah yang stabil
2.       Unsur N dapat diikat ke dalam tanah dari udara oleh bakteri penambat N, baik yang simbiosis maupun yang non simbiosis
3.       Vegetasi yang tumbuh di daerah tersebut dapat digunakan sebagai pencegah erosi tanah
Tanaman berdaun sedikit, misal cemara, pinus menyebabkan tanah bereaksi masam, sebaliknya tanaman berdaun lebat seperti jati menyebabkan tanah bereaksi basa, karena seresah tanaman jati banyak mengandung basa-basa.
Tanah di bawah pohon pinus biasanya lebih masam daripada tanah di bawah pohon jati.  Pencucian basa-basa lebih intensif pada tanah di bawah pohon pinus.
W A K T U
Waktu berpengaruh dalam pembentukan tanah, sehingga terbentuk:
1.       Tanah muda
Sifat tanah masih didominasi oleh sifat bahan induknya.  Terbentuk horison A dan horison C.
Contoh: Entisol
2.       Tanah dewasa
Dicirikan oleh terbentuknya horison B.
Termasuk tanah dewasa: Inceptisol, Vertisol dan Mollisol.
3.       Tanah Tua
Terjadi perubahan yang lebih nyata pada horison A dan B, sehingga terbentuk horison-horison: A1, A2, A3, B1, B2, B3.
Pencucian basa-basa makin meningkat, sehingga tinggal mineral yang sukar lapuk dalam tanah.  Tanah menjadi masam, misalnya: Ultisol, Oxisol.
IKLIM
1.       Merupakan faktor yang sangat penting dalam proses pembentukan tanah.
2.       Suhu dan curah hujan berpengaruh terhadap intensitas reaksi kimia dan fisika di dalam tanah.  Setiap suhu naik 10oC maka laju reaksi menjadi 2 kali lipat.
3.       Suhu dan curah hujan yang tinggi menyebabkan pelapukan dan pencucian berjalan cepat, shg terbentuk tanah masam (misal: Ultisol)
TOPOGRAFI (RELIEF)
Topografi berpengaruh terhadap pembentukan tanah melalui cara:
1.       Mempengaruhi jumlah air hujan yang meresap atau ditahan massa tanah.
2.       Mempengaruhi dalamnya air tanah
3.       Mempengaruhi besarnya erosi
4.       Mengarahkan gerakan air berikut bahan-bahan yang terlarut di dalamnya.

SIFAT-SIFAT FISIK DAN MORFOLOGI TANAH

§  Batas suatu horison dapat terlihat jelas atau baur.
§  Dalam pengamatan di lapang dibedakan:
(1) nyata (lebar peralihan < 2,5 cm)
(2) jelas (lebar peralihan 2,5 – 6,5 cm)
(3) berangsur (lebar peralihan 6,5 – 12,5 cm)
(4) baur (lebar peralihan > 12,5 cm)
§  Bentuk topografi batas horison: rata, berombak, tidak teratur atau terputus.
Warna Tanah
§  Merupakan petunjuk untuk beberapa sifat tanah
§  Perbedaan warna tanah umumnya disebabkan oleh perbedaan kandungan bahan organik.
§  Pada lapisan bawah, di mana kandungan bahan organik rendah, warna tanah dipengaruhi oleh senyawa Fe (besi)
§  Tanah berdrainase buruk, Fe dalam bentuk tereduksi (Fe2+) berwarna abu-abu
§  Tanah berdrainase baik, Fe dalam bentuk teroksidasi (Fe3+), berwarna merah atau kuning-coklat.
§  Warna tanah ditentukan dengan buku MUNSELL SOIL COLOR CHART.
Buku Munsell Soil Color Chart berisi 3 variabel untuk menentukan warna tanah:
(1) hue: warna spektrum yang dominan sesuai dengan panjang gelombang
(2) value: menunjukkan gelap terangnya warna
(3) chroma: menunjukkan kemurnian atau kekuatan dari warna spektrum
Hue untuk tanah normal dibedakan menjadi:
5R; 7,5R;  10R;  2,5YR;  5YR;  7,5YR;  10YR; 2,5Y; 5Y
R   = Red
Y   = Yellow
YR = Yellowish Red
Hue untuk tanah tereduksi (gley) yaitu:
5G; 5GY; 5BG dan N (netral)
Value dibedakan dari 0 sampai 8,  makin tinggi value menunjukkan warna makin terang.
Chroma dibagi dari 0 sampai 8,  makin tinggi chroma menunjukkan kemurnian atau kekuatan warna spektrum makin meningkat
Notasi dalam buku Munsell Soil Color Chart
Misal: 10YR 4/6
Hue = 10YR
Value = 4
Chroma = 6
Nama warna: merah
TEKSTUR TANAH
Macam-macam kelas tekstur tanah:
1.       Pasir
2.       Pasir berlempung
3.       Lempung berpasir
4.       Lempung
5.       Lempung berdebu
6.       Debu
7.       Lempung berliat
8.       Lempung liat berpasir
9.       Lempung liat berdebu
10.   Liat berpasir
11.   Liat berdebu
12.   Liat
Tanah dikatakan bertekstur pasir, apabila kandungan pasir minimal 70%
Tanah dikatakan bertekstur liat, apabila kandungan liat minimal 35%
Bila tidak termasuk keduanya, digolongkan bertekstur lempung
Contoh:
1. Suatu tanah mengandung:
Liat = 40%
Debu = 35%
Pasir = 25%
Tekstur tanah tsb adalah ……………..
2. Suatu tanah mengandung:
Liat = 10%
Debu = 15%
Pasir = 75%
Tekstur tanah tsb adalah ……………
3. Suatu tanah mengandung:
Liat = 25%
Debu = 35%
Pasir = 40%
Tekstur tanah tersebut adalah …………….
 Struktur Tanah
Merupakan susunan atau gumpalan kecil dari butir-butir tanah.  Gumpalan struktur ini terjadi karena butir-butir pasir, debu dan liat terikat satu sama lain oleh suatu perekat, misalnya bahan organik, oksida besi dll.
Struktur tanah dibedakan atas:
(1) bentuk atau tipe struktur
(2) ukuran atau kelas struktur
(3) kemantapan atau derajat struktur
Bentuk Struktur
1.  Lempeng
2.  Prisma
3.  Tiang
4.  Gumpal bersudut
5.  Gumpal membulat
6.  Granuler
7.  Remah
Ukuran atau Kelas Struktur
1. Sangat halus
2. Halus
3. Sedang
4. Kasar
5. Sangat kasar
KEMANTAPAN ATAU DERAJAT STRUKTUR
1.       Tingkat perkembangan Lemah
Butir-butir tanah mudah hancur
2.       Tingkat perkembangan Sedang
Butir-butir tanah agak sukar hancur
3.       Tingkat perkembangan Kuat
Butir-butir tanah sukar hancur
Konsistensi Tanah
Menunjukkan kekuatan daya kohesi butir-butir tanah atau daya adhesi butir-butir tanah dengan benda lain.
Tanah dengan konsistensi baik umumnya mudah diolah dan tidak melekat pada alat pengolah tanah.
Konsistensi tanah dapat diukur pada keadaan lembab, basah atau kering.
Dalam keadaan lembab, konsistensi dibedakan ke dalam gembur sampai teguh
Dalam keadaan kering, konsistensi dibedakan ke dalam lunak sampai keras
Dalam keadaan basah, dibedakan:
(1) plastisitasnya, yaitu dari plastis sampai tidak plastis
(2) kelekatannya, yaitu dari tidak lekat sampai lekat
Angka ATTERBERG
1.       Merupakan angka-angka kadar air tanah pada beberapa macam keadaan.
2.       Angka Atterberg berguna dalam penentujan tidak pengolahan tanah, karena pengolahan tanah sulit dilakukan kalau tanah terlalu kering atau terlalu basah.
3.       Sifat-sifat tanah yang berhubungan dengan angka Atterberg adalah:
1.       Batas mengalir (batas cair = liquid limit)
2.       Batas melekat
3.       Batas gulung (menggolek)
4.       Batas berubah warna (batas ganti warna)
5.       Indeks plastisitas
6.       Jangka olah

READ MORE » DASAR DASAR ILMU TANAH