MANAJEMEN PANEN KELAPA SAWIT ~ BUJANG JUMENDANG

READ MORE » MANAJEMEN PANEN KELAPA SAWIT ~ BUJANG JUMENDANG

MAKALAH TENTANG PENYAKIT KULIT


                                              MAKALAH
TENTANG PENYAKIT KULIT






DI SUSUN OLEH
RONI WAHYUDI
(110301002)




FAKULTAS PERTANIAN
JURUSAN AGROEKOTEGNOLOGI
UNIVERSITAS MEGOU PAK TULANG BAWANG
2012




PENDAHULUAN

Kulit merupakan bagian dari tubuh manisia yang memikili banyak peran, antara lain Sebagai alat pengeluaran berupa kelenjar keringat, Sebagai alat peraba, Sebagai pelindung organ dibawahnya., Tempat dibuatnya Vit D dengan bantuan sinar matahari, Pengatur suhu tubuh., dan Tempat menimbun lemak. Selin itu juga kulit memiliki fungsi keratinasi. Proses keratinasi sel dari sel basal sampai sel tanduk berlangsung selama 14 sampai 21 hari. Proses ini dilakukan agar kulit dapat melaksanakan tugasnya dengan baik. Pada beberapa macam penyakit kulit proses ini terganggu, sehingga kulit akan terlihat bersisik, tebal, kasar dan kering.Kulit yang mengering ini kemudian akan menumpuk yang menjadi sisik yang disebut dengan penyakit Lamellar Ichthyosis.
Penyakit Lamellar Ichthyosis kadang-kadang disebut penyakit sisik ikan atau ichthyosis vulgaris merupakan kelainan kulit turunan yang menyebabkan sel-sel kulit mati menumpuk tebal, kering seperti sisik pada permukaan kulit.




           PEMBAHASAN

LAMELLAR ICHTHYOSIS
Lamellar Ichthyosis merupakan kelainan yang sangat langka di mana bayi lahir ditutupi dengan membran yang transparan gudang untuk mengungkapkan bercak-bercak kulit bersisik merah berbagai ukuran. Penyakit Lamellar ichthyosis adalah kelompok penyakit heterogen genetik akibat kelainan keratinisasi (proses protein di jaringan kulit tanduk) pada kulit resesif autosomal. Ichthyosis adalah sekelompok gangguan yang terdiri dari lebih dari 20 kondisi turun-temurun yang berbeda, semua ditandai dengan peningkatan secara signifikan ketebalan lapisan cornified kulit (stratum corneum), dan skala dari daerah kulit yang besar.
Menggunakan sistem klasifikasi sederhana, adalah mungkin untuk membagi ichthyoses menjadi lima kelompok utama:
* Common ichthyosis (ichthyosis vulgaris)
    * X-linked ichthyosis
* Lamellar ichthyosis (eritroderma ichthyosiform)
* Bulosa ichthyosis
 * Ichthyosis terkait dengan sindrom seperti sindrom Sjögren-Larsson, penyakit Refsum atau sindrom Netherton (informasi pada masing-masing dari gangguan ini tersedia dalam database penyakit Swedia jarang).

PENYEBAB
 Ichthyosis disebabkan oleh desquamation sel berkurang (proses di mana sel-sel adalah gudang dari kulit), atau peningkatan produksi sel-sel di lapisan luar epidermis, stratum corneum, sehingga lebih tebal dan merusak fungsi normal. Stratum corneum terdiri dari berbagai struktur protein, zat kelembaban-mengikat, dan lemak yang menggabungkan untuk membuat kulit penghalang antara tubuh dan lingkungan. Kulit terbarukan tanpa henti. Sel-sel kulit baru di dasar epidermis mendorong kulit lama ke permukaan kulit, di mana mereka akhirnya menyusut, rata dan mati.

Hal ini terjadi ketika produksi sel-sel kulit terlalu cepat atau kulit alami proses shedding terlalu lambat. Hal ini menyebabkan sel-sel kulit mati terkumpul menjadi serpih tebal yang menempel pada              permukaan luar kulit. Serpih tebal inilah yang menyerupai sisik ikan.

Penyakit  ini merupakan penyakit yang berasal secara genetic, yaitu dari gangguan gen resesif autosomal yang berarti gen cacat terletak pada autosom , dan kedua orang tua harus membawa satu salinan gen cacat dalam rangka untuk memiliki anak yang lahir dengan gangguan tersebut. Pembawa suatu gen resesif biasanya tidak menunjukkan tanda-tanda atau gejala gangguan tersebut.
 Lamellaris Ichthyosis dikaitkan dengan kekurangan dari enzim transglutaminase keratinosit . Gen yang terlibat termasuk TGM1 , ABCA12 , dan CYP4F22 .
Jika sisik yang muncul halus dan berwarna putih merupakan tanda dari nonbullous congenital ichthyosiform erythroderma (NBCIE). Rata-rata pasien memiliki bentuk LI yang relatif ringan dengan sisik kecil dibagian tangan dan kaki, tapi ada juga yang parah dengan munculnya sisik diseluruh tubuh.
Sekitar setengah dari kasus LI diakibatkan oleh mutasi transglutaminase-1 (TGM1) pada kromoson 14q11. Pasien LI biasanya lahir dalam kondisi terbungkus selaput transparan collodion, yang nantinya akan diganti selama bulan pertama kehidupan.


Jika kedua orang tua membawa penyakit ini, maka 25 % anaknya sehat, 25 % terkena penyakit dan 50% anaknya sebagai pembawa penyakit ini.


Jika salah satu orang tua memiliki penyakit ini , risiko turun kepada anak adalah 50 persen carrier dan 50 persen normal . Anak-anak yang tidak mewarisi mutasi gen tidak akan mengembangkan penyakit ini ke keturunan selanjutnya.
GEJALA
Penyakit ini hadir pada saat lahir dan berlangsung sepanjang hidup. Bayi yang lahir terbungkus membran yang setelah 10 sampai 14 hari memperlihatkan kulit yang ditutupi sisik. Sisik ini berkisar dari halus dan putih ke tebal dan gelap dan umumnya terjadi di seluruh tubuh, dan lebih besar terkumpul di kaki. Lamellar ichthyosis dapat membuat cacat dan dapat menyebabkan penderitaan psikologis yang besar bagi penderita yang sebagian besar anak-anak.
Gejala umum lainnya pada penderita penyakit ini adalah kulit merah, kulit bersisik, alis jarang, kulit tipis, pertumbuhan kuku berlebihan.



PENGOBATAN
Obat untuk penyembuhan penyakit ini belum ditemukan. Dokter biasanya hanya memberikan salep, krim atau gel yang berguna menghaluskan sisiknya. Pengobatan untuk ichthyosis sering mengambil bentuk aplikasi topikal dari krim dan emolien minyak, dalam upaya untuk melembabkan kulit. Emollients adalah zat yang melembutkan dan menenangkan kulit . Mereka digunakan untuk memperbaiki kekeringan dan skala dari kulit. Mereka adalah komponen penting dalam pembuatan lipstik, lotion, dan produk kosmetik lainnya. Istilah " pelembab "(sesuatu yang menambahkan kelembaban) dan" emolien "(sesuatu yang melunakkan) kadang-kadang digunakan secara bergantian, karena mereka menggambarkan efek yang berbeda dari agen pada kulit. Namun, emolien istilah yang paling sering digunakan untuk menjelaskan bahan tunggal, sedangkan "pelembab" menggambarkan produk jadi.  Mekanisme kerja emollients memiliki tiga sifat dasar:
  • Oklusi - menyediakan lapisan minyak pada permukaan kulit untuk memperlambat kehilangan air dan dengan demikian meningkatkan kadar air dari stratum corneum
  • Humektan - peningkatan air kapasitas-of stratum corneum
  • Pelumasan - menambahkan slip atau meluncur di kulit.
Namun bila kulit sudah terlalu keras dan parah, dokter akan menyuntikkan retinoid. Yang bisa memperlambat tumbuhnya sel kulit, tetapi obat ini memiliki efek samping yang tidak kalah berbahaya seperti peradangan pada mata, dan bibir, lalu rambut rontok. Retinoid adalah senyawa kimia yang terkait secara kimia untuk vitamin A . Retinoid digunakan dalam pengobatan, terutama karena cara mereka mengatur pertumbuhan sel epitel. Retinoid memiliki fungsi penting dan beragam di seluruh tubuh, regulasi proliferasi sel dan diferensiasi, pertumbuhan tulang jaringan, fungsi kekebalan tubuh , dan aktivasi gen supresor tumor .


KESIMPULAN
o      Penyakit Lamellar Ichthyosis kadang-kadang disebut penyakit sisik ikan atau ichthyosis vulgaris merupakan kelainan kulit turunan yang menyebabkan sel-sel kulit mati menumpuk tebal, kering seperti sisik pada permukaan kulit.
o      Penyakit ini diakibatkan oleh mutasi transglutaminase-1 (TGM1) pada kromoson 14q11serta gen ABCA12 , dan CYP4F22 .
o      Obat untuk penyembuhan penyakit ini belum ditemukan. Dokter biasanya hanya memberikan salep, krim atau gel yng berguna menghaluskan sisiknya. Pengobatan untuk ichthyosis sering mengambil bentuk aplikasi topikal dari krim dan emolien minyak, dalam upaya untuk melembabkan kulit.Namun bila kulit sudah terlalu keras dan parah, dokter akan menyuntikkan retinoid.



READ MORE » MAKALAH TENTANG PENYAKIT KULIT

MAKALAH ANADONTIA


MAKALAH
ANADONTIA






DI SUSUN OLEH
RONI WAHYUDI
(110301009)




FAKULTAS PERTANIAN
JURUSAN AGROEKOTEGNOLOGI
UNIVERSITAS MEGOU PAK TULANG BAWANG
2012





PENDAHULUAN
    Anadontia
Dentistry atau ilmu kedokteran gigi mencatat berbagai macam penyakit atau gangguan-gangguan pada gigi yang tidak dapat diremehkan karena penyakit tersebut menimbulkan ketidaknyamanan bagi penderitanya, baik dalam berpenampilan maupun pada kondisi kesehatan. Salah satu gangguan pada gigi adalah anodontia. 
Anodontia atau dalam istilah kedokteran gigi disebut anodontia vera adalah gangguan pertumbuhan gigi yang disebabkan oleh jumlah gigi yang kurang dari normal, yang menurut tim ADA (American Dental Assosiation), dalam keadaan normal jumlah gigi dasar/susu adalah 20 dan gigi permanent sebanyak 32. Anodontia termasuk dalam kriteria gangguan maloklusi yaitu susunan gigi yang tidak beraturan dan hubungan gigi antara rahang atas dan bawah tidak ideal.

Faktor-faktor penyebabnya :
a.       Herediter
b.      Gangguan metabolisme
c.       Gangguan pertumbuhan
d.      Gangguan perkembangan
Dapat terjadi :
1.      Gigi permanent > decidui
2.      Gigi atas > gigi bawah
3.       Kelebihan gigi / supernumerary tooth
4.      Anodontia (lengkap/sebagian)  tidak ada benih gigi
5.      Perubahan bentuk (mahkota/akar)
6.      Gigi bersatu / fused teeth
Tidak adanya gigi geligi secara kongenital.ini dapat melibatkan semua atau beberapa gigi ,baik gigi susu maupun gigi tetap,atau hanya gigi tetap saja.(Kamus Kedokteran Dorland edisi 29,2001)
Anodontia adalah suatu keadaan di mana semua benih gigi tidak terbentuk sama sekali, dan merupakan suatu kelainan yang sangat jarang terjadi. Anodontia dapat terjadi hanya pada periode gigi tetap/permanen, walaupun semua gigi sulung terbentuk dalam jumlah yang lengkap.
Sedangkan bila yang tidak terbentuk hanya beberapa gigi saja, keadaan tersebut disebut hypodontia atau oligodontia.
1.1 anodontia
Anodontia atau dalam istilah kedokteran gigi disebut anodontia vera adalah gangguan pertumbuhan gigi yang disebabkan oleh jumlah gigi yang kurang dari normal, yang menurut tim ADA (American Dental Assosiation), dalam keadaan normal jumlah gigi dasar/susu adalah 20 dan gigi permanent sebanyak 32. Anodontia termasuk dalam kriteria gangguan maloklusi yaitu susunan gigi yang tidak beraturan dan hubungan gigi antara rahang atas dan bawah tidak ideal. Anodontia vera termasuk penyakit genetik yang jarang terjadi tetapi selalu ada kemungkinan penyakit ini dapat terjangkit.
           1.2 hypodontia





      Jenis jenis
Anodontia ada 2 macam : (W,Itjiningsing.1995.Anatomi gigi.Jakarta:EGC)
1.      Anodontia lengkap
anodontia lengkap kebanyakan disebabkanoleh penyakit herediter (sex-linked genetic trait),hal ini jarang sekali terjadi.
2.      Anodontia sebagian
Anodontia sebagian biasanya kongenital.kehilangan satu atau beberapa gigi di dalam rahang meskipun  belum terbukti  karena herediter tetapi tendens untuk tidak ada gigi yang sama pada suatu keluarga sering dijumpai.
     Anodontia terdiri dari 2 macam , yaitu :
1.      Hypodontia yaitu penderita yang kekurangan 1 sampai 6 gigi dari jumlah gigi yang normal .
Hypodontia dapat mengenai pria atau wanita , ras apapun dan gigi sulung atau tetap . Kira kira 5 persen dari penduduk mngalami kecenderungan cukup umum.Gigi tidak ada bawaanyang paling sering adalah molar 3 , diikuti premolar kedua bawah , premolar kedua atas dan insisivus lateral atas . Ruang yang tampak atau gigi sulung persistensi sering merupakan tanda klinis dari keadaan ini . Menghitung gigi-gigi bersama dengan radiograf memastikan keadaan tersebut.
2.      Oligodontia yaitu suatu keadaan dimana penderita kekurangan lebih dari 6 gigi dari jumlah normal. Keadaan ini mungkin bisa terjadi pada gigi dasar/susu dan gigi permanent, akan tetapi sebagian besar kasus terjadi pada gigi permanent.
Penyebab anodontia, baik total maupun parsial, adalah berhubungan dengan faktor genetika, faktor lingkungan, Sotos Syndrome, Goltz Gorlin Syndrome, dan lain-lain.

Urutan gigi geligi yang anodontis :
a.       Gigi pertama yang paling sering hilang ialah M3 tetap.M3 atas lebih sering hilang daripada M3 bawah.
b.      Gigi kedua yang paling sering hilang ialah I2 atas tetap .Kira kira 1 sampai 2 persen dari penduduk kehilangan satu atau kedua-duanya gigi I2 atas.
c.       Gigi ketiga yang paling sering hilang ialah P2 bawah .Kira kira 1 persen dari penduduk kehilangan satu atau kedua duanya P2 bawah
d.      I1 bawah dapat kehilangan satu atau kedua-duanya  gigi tersebut,bisa gigi susu yang hilang atau gigi tetap.

      Ciri ciri penderita anadontia
Pada umumnya, penderita anodontia memiliki ciri-ciri mempunyai rambut yang tipis, bahkan hampir tidak mempunyai rambut dan rahang tidak berkembang selayaknya orang normal. Sedangkan menurut Drg Dhani Gustiana, beberapa penelitian menunjukkan bahwa anak yang lahir dalam keadaan mengalami kelainan struktur geligi yang cacat dan kelainan jumlah gigi dari jumlah normalnya termasuk didalamnya anodontia, dapat menyebabkan semakin lama struktur wajah anak tersebut terlihat lebih tua daripada umurnya, hal ini dikarenakan pada anak yang sehat pengunyahan yang baik akan merangsang otot-otot wajah berkembang dengan maksimal. Selain itu, penguyahan yang baik dan aktif pada anak akan mensuplai oksigen yang lebih banyak pada otak dan hasilnya anak akan lebih pintar dan mudah berkonsentrasi. Sedangkan pada penderita anodontia dengan jumlah gigi yang kurang daripada jumlah normalnya sistem pengunyahan tidak akan bekerja selayaknya seseorang dengan kondisi gigi yang normal.

       Faktor penyebab anadontia
Anodontia dan hypodontia kadang ditemukan sebagai bagian dari suatu sindroma, yaitu kelainan yang disertai dengan berbagai gejala yang timbul secara bersamaan, misalnya pada sindroma Ectodermal dysplasia. Hypodontia dapat timbul pada seseorang tanpa ada riwayat kelainan pada generasi keluarga sebelumnya, tapi bisa juga merupakan kelainan yang diturunkan.

            Gejala anadontia
Anodontia ditandai dengan tidak terbentuknya semua gigi, dan lebih sering mengenai gigi-gigi tetap dibandingkan gigi-gigi sulung. Pada hypodontia, gigi-gigi yang paling sering tidak terbentuk adalah gigi premolar dua rahang bawah, insisif dua rahang atas, dan premolar dua rahang atas. Kelainan ini dapat terjadi hanya pada satu sisi rahang atau keduanya. Serta terdapat ruang yang tampak atau gigi sulung persistensi sering merupakan tanda klinis dari keadaan ini . Menghitung gigi-gigi bersama dengan radiograf memastikan keadaan tersebut.
            Pemeriksaan
Diagnosa anodontia biasanya membutuhkan pemeriksaan radiografik untuk memastikan memang semua benih gigi benar-benar tidak terbentuk. Pada kasus hypodontia, pemeriksaan radiografik panoramik berguna untuk melihat benih gigi mana saja yang tidak terbentuk.
      Perawatan
Lakukan konsultasi dengan dokter gigi sedini mungkin bila terdapat kecurigaan terjadinya kelainan ini.Perawatan yang biasanya diberikan oleh dokter gigi adalah pembuatan gigi tiruan.

2.3 Cara penurunan anadontia
       Anadontia diturunkan karena adanya faktor hereditas atau keturunan dimana penderita anodontia ini memiliki kelainan pada kromosom X nya (tertaut kromosom X). Gen tertaut kromosom X adalah gen gen yang terdapat pada kromosom X, yang tidak sempurna . Di samping peranannya dalam menentukan jenis kelamin, kromosom X, memiliki gen-gen untuk banyak karakter yang tidak berkaitan dengan seks. Pada manusia, istilah tertaut seks biasanya menunjuk pada karakter karakter yang tertaut kromosom X. Pada ayah mewariskan alel tertaut kromosom X, pada semua anak perempuannya tetapi tidak ada satupun pada anak laki lakinya. Sebaliknya para ibu dapat mewariskan alel tertaut seks pada anak laki laki maupun anak perempuan. Jika suatu sifat tertaut seks disebabkan oleh alel resesif, seorang anak perempuan akan memperlihatkan fenotifnya hanya jika dia permpuan homozigot. Karena anak laki-laki hanya mempunyai satu lokus, istilah homozigot dan heterezigot tidak memiliki arti untuk menggambarkan gen gen tertaut seks. Hemizigot merupakan istilah yang digunakan dalam kasus kasus semacam itu. Setiap anak laki laki yang mendapat alel resesif dari ibunya akan memperlihatkan sifat ini. Karena alasan tersebut, anak laki laki jauh lebih banyak memiliki kelainan kelainan yang diturunkan oleh alel alel resesif yang tertaut seks. Gen gen ini tersebut secara kebetulan saja berada di dalam kromosom X atau Y.

2.3 Pohon keluarga
     a. Golongan darah
     b. Penyakit anadontia

2.4 Probabilitas turunnya sifat atau kelainan ke generasi selanjutnya pada penderita anodontia
Anodontia merupakan penyakit keturunan karena gen terpaut kromosom X, dimana Gen tertaut kromosom X adalah gen yang terdapat pada kromosom X. Gen tertaut kromosom X merupaka gen tertaut tidak sempurna. Pada perempuan yang memiliki susunan kromosom kelamin XX, terdapat kromosom seks yang bener bener homolog. Hal ini menyebabkan hukum hukum dominansi dan resesif bagi sifat sifat yang ditentukan oleh gen gen tertaut hukum X pada perempuan sama dengan sifat sifat yang ditentukan oleh gen gen pada autosom. Dan biasanya gen gen yang tertaut pada kromosom X ini banyak terdapat pada pria. Perempuan hanya dapat bertindak sebagai carrier dan yang bertindak sebagai penderita adalah laki laki.
     Perkawinan individu penderita anodontia :
     P1 :            ♀                                                  ♂
     Fenotip : Normal carrier (anodontia) x  normal
     Genotif : XAXa                                        XAY
     Gamet   : XA , Xa, XA dan Y
     F2          :
    
                                     ♂
XA
Y
XA
XAXA
XAY
Xa
XAXa
XaY

     Dari diagram dapat kita ketahui probabilitas penderita anodontia adalah sebagai berikut :
1.      25 % perempuan normal (XAXA)
2.      25 %  perempuan karier anodontia (XAXa)
3.      25 %  laki laki normal (XAY)
4.      25 %  laki laki anodontia (XaY)

 KESIMPULAN
Anodontia adalah suatu keadaan di mana semua benih gigi tidak terbentuk sama sekali, dan merupakan suatu kelainan yang sangat jarang terjadi. Anodontia dapat terjadi hanya pada periode gigi tetap/permanen, walaupun semua gigi sulung terbentuk dalam jumlah yang lengkap.
Anodontia terbagi menjadi 2 macam yaitu Anodontia lengkap dan anodontia sebagia.anodontia lengkap kebanyakan disebabkanoleh penyakit herediter (sex-linked genetic trait),hal ini jarang sekali terjadi.Anodontia sebagian
Anodontia sebagian biasanya kongenital.kehilangan satu atau beberapa gigi di dalam rahang meskipun  belum terbukti  karena herediter tetapi tendens untuk tidak ada gigi yang sama pada suatu keluarga sering dijumpai.


READ MORE » MAKALAH ANADONTIA

BUDIDAYAIKAN PATIN


                                               BUDIDAYAIKAN PATIN

                               


I.                   PENDAHULUAN 
Ikan patin (pangasius sp.) yang terdapat di Indosia terdapat 14 spesies,namum tetap saja pangasianodon hypopthalmus yang berasal dari Thailand merupakan satu-satunya yang dibudidayakan di Indonesia   Dalam rangka memanfaatkan keanekaragaman hayati ikan air tawar Indonesia,khususnya potensi spesies ikan patin lokal untuk budidaya, sejak tahun 1996 telah dilakukan penelitian kerja sama dengan Uni Eropa. dimana spesies ikan patin ini, pangasius djambal bleker, 1846 telah menjadi calon komoditi budidaya baru karna potensi ukurannya yang besar ( bisa mencapai lebih dari 20 kg/ekor ). Penyebaran geografisnya yang luas serta popularitasnya diantara konsumen jenis ini di Sumatra dan pulau-pulau lain di Indonesia. Evaluasi budidaya secara teknis menunjukan banyak keunggulan yang bernilai lebih bagi aquaculture. Sedangkan sosialisasi pembudidayaan jenis ini telah dilakukan pada tahun 1997. 

Dewasa ini apabila diperhatikan sudah banyak restoran yang menyajikan menu makanan utama berupa ikan patin bakar/goreng. Untuk memenuhi kebutuhan pasokan ikan tersebut tidak dapat hanya dipenuhi dari hasil tangkapan diperairan umum, sehingga perlu adanya pembudidayaan secara lebih intensif.Apabila ditinjau dari aspek pembudidayaan, teknologi budidaya ikan patin relatif telah dikuasai. Ketersediaan benih yang semula dianggap sebagai kendal, namun sekarang telah banyak pembenih baik perorangan maupun perusahaan yang berhasil memproduksi benih ikan patin.

  Beberapa keunggulan komparatif budidaya ikan patin adalah bahwa ikan patin ukuran indifidunya cukup besar, pemakan segalanya dan dapat bertoleransi terhadap kondisi perairan yang kurang menguntungkan karena kondosi oksigen (02) terlarut relatif lebih rendah serta dapat beroleransi PH air lingkungan yang ber pH 3-4. Demikian juga ikan patin mau mengkonsumsi makanan buatan atau pakan yang beredar di pasaran sebagai makanannya.

II.PENGENALAN JENISA.
Sistematika dan Klasifikasi   Ikan patin (pengasius Sp.) termasuk family pengasidae, yaitu jenis ikan yang memiliki lubang mulut kecil berpinggiran bola mata yang bebas, sirip punggung tambahan sangat kecil dan bersungut di hidung.  Sesuai dengan klasifikasi, ikan patin jambal adalah sebagai berikut ;
 Phylum
 :
 Chordata
 Sub Phylum
 :
 vetebrata
 Super Class
 :
 Pisces
 Class 
 :
 Ostechtyes
 Sub Class
 :
 Actinophysi
 Marga  
 :
 Pangasius
 Jenis
 :
  pangasius hypoptermus


B.Habitat dan Tingkah Laku  Ikan patin
 habitatnya di alam, hidup di perairan umum seperti di Kalimantan dan Sumatra Selatan.Jenis ikan ini termasuk ikan dasar dan biasanya banyak melakukan aktifitas di malam hari.Kebiasaan ikan ini suka bergelombol.Nafsu makan ikan akan terangsang (akan bertambah) apabila ikan-ikan tersebut bergelombol.  Ikan patin biasanya memijah pada musim penghujan yang biasanya jatuh pada bulan november s/d maret. C.Kebiasaan  Makan dan makannya  Ikan patin berdasarkan kebiasaan makannya termasuk ikan pemakan segala (Omnivora) dan secara alama makannya terdiri dari serangga, biji-bijian, ikan rucah, udang-udangan dan moluska. III.SUMBER AIR  Sumber air untuk pemeliharaan ikan patin di kolam dapat di peroleh dari alam misalnya sungai, sumber bor dan air hujan, yang pasti air nya layak untuk kehidupan pembesaran. 
  Beberapa parameter kualitas air yang di perlukan untuk pembudidayaan ikan patin adalah:

No
PARAMETER
KANDUNGAN
1
Oksigen (O2)
3-6 ppm
2
Karbondioksida (C02)
9-20 ppm
3
pH
5-9
4
Alkalinitas
80-250
5
Suhu
28-30oc


 Sumber : Prosiding Seminar Hasil Penelitian Perikanan Air Tawar 1993 

IV. BAHAN DAN SARANAA.

Konstruksi Kolam  Ukuran kolam yang diperlukan untuk pembesaran ikan patin tergantung dari luas lahan yang tersedia. Demikian juga konstruksi kolam dapat terbuat dari tanah maupun dari konstruksi beton tergantung pemodalan yang ada. Namun pada tanah yang porous sebaiknya di buat kolam dengan konstruksi tembok. Berdasarkan pengalaman para pebudidaya, bentuk ideal untuk kolam pemeliharaan ikan patin berupa kolam tanah adalah empat persegi panjang dengan ukuran luas lebih besar dari 50 M2. Kedalaman kolam berkisar antara 0,5 - 1,5 m. Kemiringan dasar kolam dari permukaan kepembuangan 0,5%, tinngi pematang 1-1,5 M.   Pada bagian tengah dasar kolam dibuat parit/kemalir yang memanjang dari arah pemasukan air kearah pengeluaran air ( monik). Ukuran parit memiliki lebar 30-50 cm dengan kedalaman 10-15 cm. Sebagaimana pada pemeliharaan ikan nila dan emas, maka kolam pemeliharaan ikan patin juga memerlukan pintu pemasukan dan pengeluaran air yang bentuk dan spesifikasinya kurang lebih sama. Untuk kolam yang sederhana pintu pemasukan dan pengeluaran air bahan nya terbuat dari bambu atau paralon. Pada pintu pemasukan dan pengeluaran air dipasangi saringan yang terbuat dari kawat atau anyaman bambu untuk mencegah agar ikan tidak lolos.   Untuk kolam yang lebih intensif, sebaiknya pintu pengeluaran air dibuat dengan sistem siphon atau monik dengan maksud agar air yang keluar dari kolam adalah air yang berasal dari bagian dasar kolam, yakni air yang mengandung sisa pakan, kotoran ikan dan air kotor. 

B. Sarana  Jenis-jenis sarana budidaya yang diperlukan pada pembudidayaan ikan patin adalah : 
a. kapur
 kapur diperlukan untuk memberantas hama dan penyakit yang adapada kolan.Kapur dapatjuga menaikkan pH air kolam. Banyak nya kapur yang di berikan pada kolam tergantung pada keadaan kolam, biasanya berkisar antara 20-100 gram/m2.
 b. Pupuk
 pupuk di perlukan untuk mempercepat pertambahan makan alami di dalam kolam.Pupuk yang di perlukan/dipergunanakan adalah pupuk TSP sebanyak 22-25 gram/m2
c. Benih
 pada pembesaran ikan patin, padat penebaran benih ikan patin dapat bervariasi berkisar antara 8-15 ekor permeter persegi dengan ukuran 3-6 inci per ekor atau 40-50 gram per ekor.
d. Pakan
 makanan tambahan yang di berikan dapat berupa pellet (buatan pabrik) dengan kandungan protein berkisar 20-30 persen, atau pakan buatan sendiri bahan bakunya dari dedak 25 %, menir 50 %, tepung ikan 25 % (1:2:1).
    Jumlah makanan tambahan di berikan 2-3 persen dari berat total ikan per hari. Frekuensi pemberian makanan 2 (dua) kali sehari yaitu pagi hari dan sore hari.



 V. TEKNIK PEMBUDIDAYAAN

 A.Persiapan kolam  Pada persiapan kolam dilakukan antara lain        
  Pengolahan tanah dasar kolam meliputi pencankulan/pembajakan tanah dasar kolam    dan meratakannya. Pematan kolam diperbaiki, menutupi bagian-bagian kolam yang bocor.

· Memperbaiki parit/kemalir dan kubangan untuk tempat persiapan pemanenan.
· Penaburan kapur pertanian dengan dosis antara 20-200 gram/meter persegi   (tergantung keadaan kolam). Untuk kolam yang pH-nya rendah pemakaian kapur akan lebih banyak, juga sebaliknya. Tanah yang pH-nya sudah cukup baik pemberian kapur sekedar untuk membasmi hamadan penyakit yang mungkin ada di kolam.
·  Pemasangan saringan pada pintu pemasukan dan pintu pengeluaran air untuk mencegah agar ikan tidak lolos/keluar.
· Pengisian air dengan ketinggian 1-1,5 meter biarkan selama 1 (satu) minggu.
· Satu minggu setelah pengisian air, kemudian dilakukan pemupukan dengan TSP sebanyak 22 gram/meter persegi.·  Satu minggu kemudian dilakukan penebaran benih.

B. Penebaran Benih  Benih yang di besarkan di kolam sebaiknya berukuran  seragam 40-50 gram/ekor dengn padat penebaran 8-15 ekor/m2.

C. Pemberian Pakan  Pakan yang diberikan selama masa pemeliharaan adalah 2-3% dari berat total ikan perhari. Frekuensi pemberian pakan 2 (dua) kali sehari dengan waktu pemberian pagi dan sore hari.

D. Pencegahan Hama dan Penyakit   Untuk pencegahan hama dan penyakit sebaiknya benih ikan patin jambal yang akan ditebar dicucihamakan terlebih dulu dengan KMn04 atau PK ( Kalium Permanganat) dengan dosis 35 gram/m3 selama 24 jam atau dengan formalin dosis 25ppm selama 5-10 menit. 

VI. PANEN 

Masa pemeliharaan ikan patin jambal dapat berfariasi tergantung dari ukuran awal benih yang ditebar dan berat ikan yang diinginkan serta permintaan pasar.  Pengalaman pembudidayaan ikan menunjukkan untuk mencapai ukuran berat 1 (satu) kg/ekor dengan berat awal tebar 50 gram/ekor memerlukan waktu selama 7-12 bulan.  Pemanenan dapat dilakukan dengan 2 (dua) cara, yaitu pemanenan secara bertahap dan total. Pada pemanenan bertahap dilakukan dengan cara menyurutkan air sedikit demi sedikit lalu memilih ikan-ikan yang siap untuk dipanen dan dapat di gunakan dengan jala. Setelah selesai pemanena lalu air di isikan kembali seperti semula. Sedangkan pada pemanenan total dilakukan dengan cara pengeringan kolam sehingga ikan mengumpul pada parit dan kubangan dengan demikian dengan mudah ditangkap menggunakan serok atau jaring. 

READ MORE » BUDIDAYAIKAN PATIN