PROPOSAL USAHA BUDIDAYA TERNAK ITIK PETELUR ~ BUJANG JUMENDANG

READ MORE » PROPOSAL USAHA BUDIDAYA TERNAK ITIK PETELUR ~ BUJANG JUMENDANG

PROPOSAL USAHA BUDIDAYA IKAN GURAME








BUDIDAYA IKAN GURAME
(Osphronemus gouramy)


1. PENDAHULUAN
Ikan gurami (Osphronemus gouramy, Lacepede) merupakan ikan tawar keluarga Anabantidae. Ikan ini mempunyai bentuk badan pipih dan lebar. Pada ikan yang sudah dewasa, lebar badannya hampir dua kali panjang kepala atau ¾ kali panjang tubuhnya. Bentuk kepala ikan gurami yang masih berusia muda lancip ke depan, dan setelah tua menjadi dempak. Warna tubuhnya terutama di bagian punggung adalah merah sawo sedangkan pada bagian perut berwarna kekuning-kuningan atau keperak-perakan. Sepasang sirip perut gurami akan mengalami perubahan menjadi sepasang benang panjang yang berfungsi sebagai alat peraba. Sirip yang keras menempel pada punggungnya sedangkan garis rusuknya menyilang di bagian bawah sirip punggung. Panjang tubuh maksimum 65 cm.


2. JENIS
Jenis ikan gurame yang dikenal masyarakat berdasarkan bentuknya ada 2 (dua) yaitu:

1)  Gurame angsa (soang) : badan relatif panjang, sisik relatif lebar. Ukuran yang bisa dicapainya berat 8 kg, panjang 65 cm.
2)  Gurame Jepang : badan relatif pendek dan sisik lebih kecil. Ukuran yang dicapai hanya
45 cm dengan berat kurang dari 4,5 kg. Jika dilihat dari warnanya terdapat gurame hitam, putih dan belang.

3. MEMILIH INDUK
Induk yang dipakai sebaiknya mencapai umur 3 tahun.
Untuk membedakan induk jantan dan betina bisa dilihat dari ciri-ciri sebagai berikut:
1)  Induk betina
Ikan betina mempunyai dasar sirip dada yang gelap atau berwarna kehitaman, warna dagu ikan betina keputih-putihan atau sedikit coklat, jika diletakkan di lantai maka ikan betina tidak menunjukan reaksi apa-apa. Sebaiknya sudah berumur 3~7 tahun.
2)  Induk jantan
Ikan jantan mempunyai dasar sirip berwarna terang atau keputih-putihan, mempunyai dagu yang  berwarna kuning, lebih  tebal  daripada betina  dan  menjulur. Induk  jantan  apabila diletakkan pada lantai atau tanah akan menunjukan reaksinya dengan cara mengangkat pangkal sirip ekornya ke atas. Selain mengetahui perbedaan induk jantan dan betina, perlu juga diketahui demi keberhasilan pembenihan gurame ini. Induk telah berumur 3~7 tahun. Berbeda dengan induk ikan tambakan, induk ikan gurame ini semakin bertambah umurnya akan mengeluarkan telur semakin banyak, perut akan membulat dan relatif penjang dengan warna badan terang. Sisik-sisiknya usahakan tidak cacat/hilang dan masih dalam keadaan
tersusun rapi.
Induk betina yang cukup umur dan matang kelamin ditandai dengan perutnya akan membesar ke belakang atau di dekat lubang dubur. Pada lubang anus akan nampak putih kemerah-merahan. Dan apabila kita coba untuk meraba perutnya akan teras lembek.

4. PEMIJAHAN
Pemasukan air dilakukan pagi-pagi sekali, sehingga menjelang jam 10.00 kolam telah berisi air setengahnya. Induk-induk yang telah lolos seleksi dimasukkan dalam kolam dengan hati- hati dan penuh kasih sayang. Perbandingan jumlah antara induk jantan dan betina biasa 1 :
1 - 14. Dengan harapan induk jantan paling sedikit bisa mengawini dua ekor induk betina dalam satu tarikan. Setelah dilepaskan dalam kolam pemijahan biasanya induk jantan tidak otomatis langsung membuat sarang, tetapi terlebih dahulu berjalan-jalan, berenang kesana- sini mengenal wilayahnya. Setelah 15 hari sejak dilepaskan, induk jantan biasanya sudah langsung disibukkan oleh kegiatannya membuat sarang.
Garis tengah sarang biasanya kurang lebih 30 cm, yang biasanya dikerjakan oleh induk jantan ini selama seminggu (7 hari). Setelah sarang selesai dibuat, induk jantan cepat-cepat mencari dan merayu induk betina untuk bersamasama memijah disarang. Induk betina ini akan  menyemprotkan telur-telurnya kedalam  sarang  melalui  lubang  sarang  yang  kecil, kemudian jantan akan menyemprotkan spermanya, yang akhirnya terjadilah pembuahan didalam istana ijuk ini. Tidak seperti halnya ikan mas yang pemijahannya hanya beberapa jam  saja,  pemijahan  ikan  gurame  ini  biasanya  berlangsung cukup  lama.  Induk  jantan bertugas menjaga sarang selama pemijahan berlangsung. Setelah pemijahan selesai, biasanya giliran induk betina yang bertugas menjaga keturunannya, dengan terlebih dulu menutup lubang sarang dengan ijuk atau rumputan kering.
Dengan nalurinya sebagai orang tua yang baik, biasanya induk betina ini menjaga anaknya dengan tak lupa mengipaskan siripnya terutama sirip ekor kearah sarang. Gerakan sirip induk  betina  ini  akan meningkatkan kandungan oksigen terlarut dalam  air.  Air  dengan kandungan oksigen yang cukup akan membantu menetaskan telur-telur dalam sarang. Sebab  seperti  diketahui, telurpun butuh  oksigen  dalam  prosesnya menjadi  benih  ikan. Sementara dengan kasih sayang induk betina menjaga keturunanya, induk jantan akan kembali menyusun sarang dan memikat induk betina yang lainnya untuk melanjutkan keturunannya. Dari atas kolam kita bisa mengetahui induk-induk yang telah memijah tanpa turun ke kolam dengan melihat adanya bau amis, dan terlihat adanya lapisan minyak tepat di atas sarang pemijahan.

5. PENETASAN
Penetasan telur bisa dilakukan di paso, aquarium atau pun ember-ember plastik. Cara memindahkan telur dari dalam sarang ke paso/aquarium dilakukan dengan hati-hati tidak
terlalu kasar untuk menghindari agar telur tidak pecah. Sarang bahan dari ijuk yang ada 5 cm dibawah permukaan air dan telah ditutup rapat, diangkat dengan cara dimasukkan kedalam ember yang berisi 3/4 bagian ember. Sarang menghadap ke atas dan ditenggelamkan kemudian perlahan-lahan tutup sarang dibuka, maka telur-telur akan keluar dan mengambang dipermukaan air. Selanjutnya telur diangkat dengan mengunakan piring kecil untuk dipindahkan ke pasoaquarium atau ember bak yang telah diisi air bersih yan sudah diendapkan. Penggantian air dilakukan secara rutin agar telur-telur menetas dengan sempurna dan telur yang tidak menetas segera dikeluarkan. Telur akan menetas dalam tempo 30 ~ 36 jam.

6. PENDEDERAN
Selama 5 hari benih-benih belum membutuhkan makanan tambahan, karena masih mengisap kuning telur (yolk sack). Setelah lewat masa itu benih membutuhkan makanan yang harus disuplai dari luar. Oleh karenya jika masih belum ditebarkan di kolam harus diberi makan infusoria. Jika benih hendak ditebarkan di kolam, kolam harus dikeringkan dan dipupuk dengan pupuk kandang 1 kg/m2.
Kemudian semprotkan/siramkan dasar kolam dengan larutan Migro Tambak (10ml
Migro Tambak : air 1 liter) secara merata dengan dosis 2 liter per hektar (20ml Migro
Tambak/100m2). Biarkan selama 5 – 7 hari.
Kemudian masukan air secara perlahan, berikan kembali Migro Tambak dengan dosis
0,02 ppm (2 liter per hektar).
Benih ditebarkan, yaitu ketika air kolam sudah berubah menjadi kehijau-hijauan. Benih gurame umur 7 hari dapat dipasarkan kepada para pendedar dengan system jual sarang sehinga frekwensi pembenihan dapat ditingkatkan. Padat tebar pendederan 50 ~ 100 ekor/m2, sementara kolam yang digunakanberkisar 50 - 250 m2.

7. PEMBESARAN
Pemeliharaan Pembesaran

1. Pemeliharaan pembesaran dapat dilakukan secara polikultur maupun monokultur.
•   Polikultur
Ikan gurame dipeliharan bersama ikan tawes, ikan mas, nilem, mujair atau lele. Cara ini lebih menguntungkan karena pertumbuhan ikan gurame yang cukup lambat.
•   Monokultur
Pada pemeliharaan gurame tersendiri, bibit yang disebar minimal harus berumur 2 bulan. Penebaran bibit sejumlah 500 ekor (ukuran 10-15 cm) diperlukan luas kolam
sekitar 1500 meter persegi

2. Pemupukan/Pengolahan lahan
Pemupukan dapat dilakukan dengan bahan kimia dan pupuk kandang. Pada umumnya pemupukan hanya  dilakukan 1  kali  dalam  setiap  pemeliharaan, dengan maksud untuk meningkatkan makanan alami bagi hewan peliharaan. Tahap pertama pemupukan dilakukan pada waktu kolam dikeringkan. Pada saat ini pupuk yang diberikan adalah pupuk kandang sebanyak 7,5 - 10 kg untuk tiap 100 m2, Kemudian semprotkan Migro Tambak dengan dosis 20ml/100m2, masukan air sampai ketinggian 10 cm selama 3 hari. Pada tahap berikutnya pemupukan dilakukan dengan menggunakan pupuk buatan seperti TSP atau pupuk Urea sebanyak 500 gram untuk setiap 100 m2   kolam. Pemberian kedua pupuk tersebut ditebarkan merata ke setiap dasar dan sudut kolam. Biarkan selama 3 hari Kemudian semprotkan kembali   Migro Tambak dengan dosis 20ml/100m2  biarkan selama 1 hari. Masukan air sampai ketinggian 80cm, biarkan selama 5 hari. Kemudian bibit dimasukan secara perlahan.
Pada masa pemeliharaan pemberian Migro Tambak di ulangi setiap 2 minggu sekali dengan dosis 20ml Migro Tambak/100m2.
Makanan pokok ikan gurame berupa pelet yang dapat diatur gizinya, nilai protein pada pakan tambahan yang di anjurkan untuk ikan gurami dalam kolam pembesaran adalah 32%, Sebelum diberikan, campurkan MiG Ternak/Migro Suplemen pada pakan buatan tadi dengan perbandingan 10ml MiG Ternak/Migro Suplemen dengan pakan seberat 3 kg (tambahkan air sedikit/jangan terlalu basah), campurkan Migro Suplemen pada setiap pemberian pakan tambahan.
Namun di daerah yang agak sulit memperoleh pelet, daun-daunan merupakan alternatif yang sangat baik untuk dijadikan makanan ikan, diantaranya: daun pepaya, keladi, ketela pohon, genjer, kimpul, kangkung, ubi jalar, ketimun, labu dan dadap. Pemberian makanan yang teratur dengan kualitas dan kuantitas yang tinggi dapat meningkatkan pertumbuhan tubuh ikan lebih cepat.


HAMA DAN PENYAKIT

1. Penyakit
Gangguan yang dapat menyebabkan matinya ikan adalah penyakit yang disebut penyakit non parasiter dan penyakit yang disebabkan parasit. Gangguan-gangguan non parasiter bisa berupa pencemaran air seperti adanya gas-gas beracun berupa asam belerang atau amoniak; kerusakan akibat penangkapan atau kelainan tubuh karena keturunan. Penanggulangannya adalah  dengan  mendeteksi keadaan kolam  dan  perilaku  ikan-ikan tersebut. Memang diperlukan pengetahuan dan pengalaman yang cukup untuk mengetahuinya. ikan-ikan yang  sakit  biasanya menjadi kurus  dan  lamban  gerakannya.
Gangguan lain yang berupa penyakit parasiter, yang diakibatkan oleh bakteri, virus, jamur
dan berbagai mikroorganisme lainnya. Bila ikan terkena penyakit yang disebabkan parasit, dapat dikenali sebagai berikut:

a.   Penyakit pada kulit; pada bagian-bagian tertentu berwarna merah terutama di bagian dada, perut dan pangkal sirip.
b.   Penyakit pada insang; tutup insang mengembang. Lembaran insang menjadi pucat, kadang-kadang tampak semburat merah dan kelabu 3. Penyakit pada organ dalam; perut ikan membengkak, sisik berdiri.
Pencegahan timbulnya penyakit ini dapat dilakukan dengan mengangkat ikan dan melakukan penjemuran kolam beberapa hari agar parasit pada segala stadium mati. Parasit yang menempel pada tubuh ikan dapat disiangi dengan pinset. Pengobatan bagi ikan-ikan yang sudah cukup memprihatikan keadaannya, dapat dilakukan dengan menggunakan bahan kimia diantaranya:

•   Pengobatan dengan Kalium Permanganat (PK)
Sediakan air sumur atau sumber air lainnya yang bersih dalam bak penampungan sesuai dengan berat ikan yang akan diobati.
o 2. Buat larutan PK sebanyak 2 gram/10 liter atau 1,5 sdt/100 l air.
o Rendam ikan yang akan diobati dalam larutan tersebut selama 30-60 menit dengan diawasi terus menerus.
o Bila belum sembuh betul, pengobatan ulang dapat dilakukan 3 atau 4 hari kemudian.
•   Pengobatan dengan Neguvon. Ikan direndam pada larutan neguvon dengan 2-3,5% selama 3 mernit. Untuk pemberantasan parasit di kolam, bahan tersebut dilarutkan dalam air hingga konsentrasi 0,1% Neguvon lalu disiramkan ke dalam kolam yang telah dikeringkan. Biarkan selama 2 hari.
•   Pengobatan dengan garam dapur. Hal ini dilakukan di pedesaan yang sulit mendapatkan bahan-bahan kimia. Caranya:
o siapkan wadah yang diisi air bersih. setiap 100 cc air bersih dicampurkan 1-2 gram (NaCl), diaduk sampai rata.
o ikan yang sakit direndam dalam larutan tersebut. Tetapi karena obat ini berbahaya, lamanya perendaman cukup 5-10 menit saja.
o Setelah itu segera ikan dipindahkan ke wadah yang berisi air bersih untuk selanjutnya dipindahkan kembali ke dalam kolam.
o pengobatan ulang dapat dilakukan 3-4 hari Kemudian dengan cara yang
sama.

2. Hama
Bagi benih gurame musuh yang paling utama adalah gangguan dari ikan liar/pemangsa dan beberapa jenis ikan peliharaan seperti tawes, gurame dan sepat. Musuh lainnya adalah
biawak, katak, ular dan bermacam-macam burung pemangsa.


Sumber:
Dinas Perikanan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta, 1997, Teknologi MiG corp.

READ MORE » PROPOSAL USAHA BUDIDAYA IKAN GURAME

PANEN DAN PASCA PANEN KELAPA SAWIT




MANAJEMEN PANEN KELAPA SAWIT

















Tujuan manajemen budidaya kelapa sawit adalah untuk menghasilkan produksi
kelapa sawit yang maksimal per hektar areal dengan biaya produksi serendah
mungkin, menjaga perkebunan beserta infrastrukturnya dengan menggunakan
teknoogi yang ramah lingkungan dan secara sosial dapat dipertangung-jawabkan,
mempertahankan produktivitas tinggi secara berkesinambungan dalam beberapa
generasi pertanaman serta mempertahankan kesuburan tanah dalam jangka
panjang.
Tahapan akhir dari kegiatan budidaya kelapa sawit adalah panen tandan buah
segar (TBS) yang mengjadi salah satu kunci penentu produktivitas kelapa sawit.
Produktivitas kelapa sawit ditentukan oleh seberapa banyak kandungan minyak
yang diperoleh dan seberapa baik mutu minyak yang dihasilkan. Hasil minyak
yang diperoleh dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satu diantaranya adalah
tatacara panen kelapa sawit.
Pada modul ini akan dibahas tentang bagaimana manajemen panen kalepa sawit
agar diperoleh tingkat produktivitas yang tinggi.

1. Identifikasi Tanaman Siap Panen
Dalam budidaya kelapa sawit panen merupakan salah satu kegiatan penting
dan merupakan saat-saat yang ditunggu oleh pemilik kebun, karena saat
panen adalah indikator akan dimulainya pengembalian inventasi yang telah
ditanamkan dalam budidaya. Melalui pemanenan yang dikelola dengan baik
akan diperoleh produksi yang tinggi dengan mutu yang baik dan tanaman
mampu bertahan dalam umur yang panjang.
Berbeda dengan tanaman semusim, pemanenan kelapa sawit hanya akan
mengambil bagian yang paling bernilai ekonomi tinggi yaitu tandan buah
yang menghasilkan minyak kelapa sawit dan inti kelapa sawit dan tetap
membiarkan tanaman berproduksi secara terus menerus sampi batas usia
ekonomisnya habis. Secara umum batas usia ekonomis kelapa sawit berkisar
25 tahun, dan dapat berkurang bergantung dari tingkat pemeliharaan yang
dilakukan termasuk cara pemananen.
Pemanen kelapa sawit yang salah akan mengakibatkan rendahnya produksi
dan pendeknya usia ekonomis, oleh karena itu pemanenan harus dilakukan
dengan tepat agar tanaman tetap berproduksi baik dan diperoleh mutu yang
baik. Selain itu setelah panen harus segera dilakukan penanganan pasca
panen menginggat tandan buah kelapa sawit akan cepat mengalami
penurunan mutu dalam waktu 24 jam setelah panen.
Pertanyaan yang pertama kali muncul dalam benak pemilik kebun kepala
sawit adalah kapan panen pertama/perdana dilakukan agar segera diperoleh
hasil (baca uang) dan tidak merusak tanaman kelapa sawit. Penentuan panen
pertama secara umum dilakukan berdasarkan umur tanaman dan dikoreksi
melalui performa tanaman. Hal ini bermakna meskipun tanaman telah
memiliki umur yang cukup untuk menghasilkan tandan buah sawit, tetapi
bilamana performa tanaman, khususnya bonggol dan ukuran tandan buah
terlaku kecil (kurang ari 3 kg) maka umur pertama panen di tunda dengan
membuang bunga dan bakal buah yang ada.
Kelapa Sawit sudah mulai berbunga, tetapi tandan buah segar yang
dihasilkan belum mencapai 3 kg sehingga tanaman belum dapat
dikategorikan sebagai tanaman menghasilkan. Bilamana performa/
penampilan bonggol batang belum cukup kekar tetapi sudah berbunga, maka
pada tanaman tersebut harus diablasi yaitu pembuangan bunga untuk
membuang tandan kecil (kurang dari 3 kg) pada tanaman baru berbuah dan
untuk mendorong pertumbuhan tanaman agar diperoleh pertumbuhan
tanaman yang seragam.
Secara normal kelapa sawit yang tumbuh subur sudah dapat menghasilkan
buah serta siap dipanen pertama pada umur sekitar 3,5 tahun jika dihitung
mulai dari penanaman biji kecambah di pembibitan. Namun jika dihitung
mulai penanaman di lapangan maka tanaman berbuah dan siap panen pada
umur 2,5 tahun. Buah terbentuk setelah terjadi penyerbukan dan
pembuahan. Waktu yang diperlukan mulai dari penyerbukan sampai buah
matang dan siap panen kurang lebih 5-6 bulan. Saat buah mulai masak,
kandungan minyak dalam daging buah (mesokarp) meningkat cepat. Hal ini
disebabkan adanya proses konversi karbohidrat menjadi lemak dalam buah.
Dalam memanen, perlu diperhatikan beberapa ketentuan umum agar buah
yang dihasilkan baik mutunya, sehingga minyak yang dihasilkan juga bermutu
baik.
Suatu areal tanaman belum menghasilkan (TBM) dapat disebut sebagai
tanaman menghasilkan (TM) dan dapat dipanen apabila 60% atau lebih
buahnya telah matang panen. Selain itu tanaman telah berumur ± 31 bulan,
berat janjangan (tandan) telah mencapai 3 kg atau lebih, penyebaran panen
telah mencapai 1:5 , yaitu setiap 5 pohon terdapat 1 tandan buah yang
matang panen. Kebun yang memenuhi persyaratan tersebut dapat mulai
dipanen dan disebut dengan kebun tanaman menghasilkan atau TM.

2. IDENTIFIKASI TANDAN BUAH MASAK
Jumlah dan mutu minyak yang dihasilkan kelapa sawit bergantung dari
berbagai faktor, dan salah satu faktor terpenting adalah kematangan buah
pada saat dipanen dan penangananya sampai di PKS. Panen harus
menghasilkan tandan buah segar pada kematangan optimal, pemanenan
pada tandah buah mentah (belum optimal) cenderung akan mengakibatkan
berkurangnya jumlah minyak yang dihasilkan, dan sebaliknya pemanenan
yang terlalu matang dan penanganan yang lambat atau busuk akan
menghasilkan minyak dengan kandungan Free Fatty Acid (asam lemak bebas)
yang tinggi.
Tanaman kelapa sawit rata-rata menghasilkan buah 20-22 tandan/tahun.
Pada tanaman yang semakin tua produktivitasnya semakin menurun menjadi
12-14 tandan/tahun. Banyaknya buah yang terdapat dalam satu tandan
tergantung pada faktor genetik, umur, lingkungan dan teknik budidaya.
Jumlah buah pertandan pada tanaman yang cukup tua mencapai 1600 buah.
Matang panen kelapa sawit dapat dilihat secara visual dan secara fisiologi.
Secara visual dapat dilihat dari perubahan warna kulit buah menjadi merah
jingga, sedangkan secara fisiologi dapat dilihat dari kandungan minyak yang
maksimal dan kandungan asam lemak bebas yang minimal. Pada saat
matang tersebut dicirikan pula oleh membrondolnya buah.
Kriteria tandan buah yang masak pada tanaman muda dan tanaman
menghasilkan sedikit berbeda. Pada tanaman muda yang baru pertama kali
dipanen, kriteria matang tandan matang panen berupa 1-2 brondolan per
tandan perlu digunakan mengingat tandan masih kecil dan cepat masak.
Standar ini harus disesuaikan berdasarkan kondisi iklim setempat dan
pengalaman pekerja.

Ciri tandan matang panen adalah sedikitnya ada 5 buah yang lepas/jatuh dari
tandan yang beratnya kurang dari 10 kg atau sedikitnya ada 10 buah yang
lepas dari tandan yang beratnya 10 kg atau lebih. Ciri-ciri lain yang
digunakan adalah apabila sebagian buah sudah membrondol (jatuh di
piringan) secara alamiah dan bobot rata-rata tandan sudah mencapai 3 kg.
Jumlah brondolan buah inilah yang dijadikan dasar untuk memanen tandan
buah, yaitu tanaman dengan umur kurang dari 10 tahun, jumlah brondolan
kurang lebih 10 butir dan tanaman dengan umur lebih 10 tahun, jumlah
brondolan sekitar 15-20 butir. Namun secara praktis digunakan kriteria
umum yaitu pada setiap 1 kg tandan buah segar (TBS) terdapat 2 brondolan.
Kriteria panen yang diharapkan adalah bila tingkat kematangan buah sudah
mencapai fraksi kematangan 1–3 dimana persentase buah luar yang jatuh
sekitar 12,5 %-75 %. Ada dua jenis sistem panen, yaitu sistem giring dan
sistem tetap.

3. FRAKSI TANDAN BUAH SEGAR DAN MUTU PANEN

Komposisi fraksi tandan yang biasanya ditentukan di pabrik sangat
dipengaruhi perlakuan sejak awal panen. Faktor penting yang cukup
berpengaruh adalah kematangan buah dan tingkat kecepatan pengangkutan
buah ke pabrik. Dalam hal ini, pengetahuan mengenai derajat kematangan
buah mempunyai arti penting sebab jumlah dan mutu minyak yang akan
diperoleh sangat ditentukan oleh faktor ini.
Penentuan saat panen sangat mempengaruhi kandungan asam lemak bebas
(FFA) minyak sawit yang dihasilkan. Apabila pemanenan buah dilakukan
dalam keadaan lewat matang, maka minyak yang dihasilkan mengandung
asam lemak bebas dalam prosentase tinggi (lebih dari 5%). Sebaliknya, jika
pemanenan dilakukan dalam keadaan buah belum matang, selain kadar asam
lemak bebas rendah, rendemen minyak yang diperoleh juga rendah.
Berdasarkan hal tersebut di atas, ada beberapa tingkatan atau fraksi dari TBS
yang dipanen. Fraksi-fraksi TBS tersebut sangat mempengaruhi mutu panen,
termasuk kualitas minyak sawit yang dihasilkan. Dikenal ada lima fraksi TBS.
Berdasarkan fraksi TBS tersebut, derajat kematangan yang baik adalah jika
tandan-tandan yang dipanen berada pada fraksi 1,2, dan 3.
Tabel 3 1 . Beberapa Tingkat Fraksi TBS
Faksi Jumlah Brondongan Tingkat Kematangan
00
0
1
2
3
4
5
Tidak ada, buah berwarna hitam
1 - 12,5% buah luar membrondol
12,5 - 25% buah luar membrondol
25 - 50% buah luar membrondol
50 - 75% buah luar membrondol
75 - 100% buah luar membrondol
Buah dalam juga membrondol, ada
buah yang busuk
Sangat mentah
Mentah
Kurang matang
Matang I
Matang ll
Lewat matang I
Lewat matang ll

Secara ideal, dengan mengikuti ketentuan dan kriteria matang panen dan
terkumpulnya brondolan, serta pengangkutan yang lancal maka dalam suatu
pemanenan akan diperoleh komposisi fraksi tandan sebagai berikut.
• Jumlah brondolan di pabrik sekitar 25% dari berat tandan seluruhnya.
• Tandan yang terdiri dari fraksi 2 dan 3 minimal 65% dari jumlah tandan.
• Tandan yang terdiri dari fraksi 1 maksimal 20% dari jumlah tandan.
• Tandan yang terdiri dari fraksi 4 dan 5 maksimal 15% dari jumlah
tandan.
Semenjak terjadinya penyerbukan buah kelapa sawit mengalami
perkembangan sampai akhirnya masak panen. Berikut beberapa tahapan
perkembangan buah kelapa sawit

A N T H E S I S
Anthesis berumur 10 hari setelah seludang terbuka, daging buah belum ada,
cangkang belum ada, inti belum ada, embrio belum terbentuk.

P U T I K
Putik berumur 1 bulan setelah seludang terbuka , keadaan tandan ada Buah
kecil terbentuk pada tandan, daging buah Putik Kehijauan lunak dan berair;
cangkang putih dan lembut; inti berupa cairan; Embrio belum terlihat.

C E N G K I R
Cengkir berumur 2 bulan setelah seludang terbuka; keadaan tandan muda;
daging buah putih kehijauan; cangkang putih agak keras; inti seperti agaragar;
embrio belum terlihat
D E G A N
Degan berumur 3 bulan setelah seludang terbuka; keadaan tandan sebagai
tandan muda; daging buah kuning kehijauan; cangkang coklat muda keras;
inti mulai mengeras; embrio berupa titik putih

Fraksi .00
Fraksi - 00 berumur 4 bulan setelah seludang terbuka; keadaan tandan
berupa tandan mentah; daging buah kuning kemerahan, cangkang coklat
keras; inti putih keras; embrio berumur normal 3,5 mm.
Fraksi-0
Gambar 3.6 Fraksi - 0
Faksi – 0 berumur 5 bulan setelah seludang terbuka; keadaan tandan berupa
tandan masak; daging buah berwarna merah kekuningan; Cangkang
berwarna coklat tua keras, inti putih keras; embrio normal 3,5 mm

4. TINDAKAN MENJELANG PANEN
Menjelang panen perdana, pada kebun kelapa sawit dilakukan beberapa
tindakan dengan tujuan untuk memudahkan kegiatan panen yang akan
dilakukan. Kegiatan-kegiatan menjelang panen yang umum dilakukan
meliputi ablasi/kastrasi, penandaan blok, pembukaan jalan pikul/panen atau
jalan tikus, sensus tanaman dan sanitasi.

ABLASI/KASTRASI
Ablasi atau kastrasi adalah pembuangan bunga jantan dan betina muda
selama tanaman belum menghasilkan. Pelaksanaan ini akan memindahkan
nutrien dari buah yang tidak bernilai ekonomi ke pertumbuhan vegetatif.
Pohon yang diablasi biasanya tumbuh kekar/jagur dan merata dan biasanya
mempuyai sistem perakaran yang lebih baik. Keuntungan lainnya adalah
janjangan yang dihasilkan setelah ablasi lebih sehat dan ukurannya lebih
seragam. Kelemahannya adalah setelah panen pertama berproduksi sangat
tinggi, panen pada tahun ke-2 akan menurun.
Sebagai ganti ablasi, perusahaan menetapkan dilakukannya pruning sebelum
harvesting dan sanitasi. Pekerjaan ini menggunakan dodos untuk membuang
semua janjangan yang busuk dan juga pelepah-pelepah yang tidak berguna.
Dilakukan 1 kali saja pada saat umur tanaman 18 atau 24. Ini akan
memudahkan pekerja termasuk pembuah untuk bekerja dengan mudah di
sekitar pohon. Pekerjaan ini dikerjakan dalam periode 6 bulan biasanya
antara umur 24-30 bulan atau bila jumlah bunga hasil monitoring pada satu
blok sudah mencapai 50%.
Dalam pelaksanaan ablasi semua bunga jantan dan betina sampai ketinggian
30 cm di atas tanah dibuang, pelepah jangan terpotong. Bunga yang masih
kecil dipatahkan dengan mata pengait sedangkan bunga yang sudah besar
dengan alat dodos. Bunga-bunga tersebut dikumpulkan ke jalan pikul/jalan
panen..
    Pembuangan seluruh bunga yang sedang berkembang dan tandan yang
belum matang dengan sedikit mungkin menimbulkan kerusakan pelepah.
Ablasi dimulai 12 bulan setelah tanam atau jika ada masalah produksi bunga,
sampai tanaman kelapa sawit cukup tua untuk menghasilkan tandan buah
secara ekonomis (>24 bulan setelah tanam).
Pada tanaman yang berumur 12-20 bulan setelah tanam, bunga muda yang
muncul dibuang dengan menggunakan sarung tangan kulit yang tebal agar
pekerja terlindung dari duri kelapa sawit. Jika pekerja mengalami banyak
kesulitan dalam pembuangan bunga maka dodos dapat digunakan.
Pada tanaman yang berumur >20 bulan setelah tanam, ablasi dilakukan
dengan dodos kecil digunakan untuk memotong dan membuang bunga yang
tumbuh di belakang pelepah. Periode ini pekerja umumnya pekerja menjadi
mahir menggunakan dodos secara benar. Pastikan bahwa pelepah tidak
terpotong atau rusak.
Hal yang perlu diperhatikan ada beberapa jenis persilangan mulai berbuah
pada usia sangat muda (<30 bulan) dan sebaiknya tidak perlu diablasi
sepanjang performa tanaman baik. Tandan buah segar yang baik dan dapat
diproses dikirim ke pabrik kelapa sawit.
Keuntungan ablasi adalah

• Pembuangan tandan yang sangat kecil yang tidak ekonomis untuk
dipanen.
• Pengalihan hasil fotosintesis dari pertumbuhan generatif ke vegetatif untuk
meningkatkan pertumbuhan vegetatif dan keseragaman tanaman.
• Peningkatan pertambahan bobot dan perbaikan keseragaman tandan
mempermudah pemeliharaan.
• Pengolahan tandan lebih mudah karena tandan telah matang, berukuran
lebih besar, dan lebih seragam.
• Pertumbuhan vegetatif awal yang lebih baik akan menghasilkan
pertumbuhan tajuk yang lebih cepat dan pengendalian yang lebih balk.
• Memperlambat pengiriman tandan ke pabrik jika pabrik kelapa sawit
tampaknya belum selesai dibangun.
Kelemahan ablasi adalah
• Penggunaan tenaga kerja yang intensif dan mahal.
• Dapat menyebabkan tanaman muda terserang hama dan jamur.
• Memperlambat pertambahan populasi serangga penyerbuk kelapa sawit
(Elaedobius kamerunicus).
• Kehilangan produksi berarti kehilangan penghasilan.

PENANDAAN BLOK-BLOK KEBUN

Usaha bisnis tanaman perkebunan, terutama yang dikelola oleh perusahaan
pada umumnya memiliki skala usaha yang besar berdasarkan luasan areal
yang dikelolanya. Untuk memudahkan manajemen dalam mengatur dan
memeriksa kegiatan bisnis budidaya tanaman secara lebih mudah maka areal
perkebunan tersebut dibagi kedalam blok-blok dengan luasan tertentu
sebagai unit satuan. Ukuran luas satu blok sangat beragam bergantung dari
topografi kebun. Pada daerah dengan topografi datar satuan blok 20-30 Ha,
sedang pada daerah berbukit satuan blok lebih sempit. Diantara blok-blok
tanaman tersebut biasanya dibatasi dengan jaringan jalan produksi atau
batas alam seperti sungai, danau, pantai dsb .
Selain dibagi dalam satuan blok maka dilakukan pembuatan jaringan jalan
untuk membawa sarana produksi dan mengangkut hasil panen. Jaringan
jalan kebun dibangun dengan mempertimbangan kerapatan tanaman, dimana
jalan blok (sekunder) pada umumnya dibuat tegak lurus pada jalan utama
(primer) dengan interval sekitar 1.000 meter. Jalan produksi terletak didalam
blok yang dipergunakan untuk mengangkut sarana produksi yang
dipergunakan selama pemeliharaan tanaman dan mengangkut hasil panen.
Jalan produksi ini dihubungkan dengan jalan blok dengan interval yang
disesuaikan dengan kemampuan alat angkut yang akan dipergunakan dan
kondisi lapangan. Untuk areal berbukit jaringan jalan disesuaikan dengan
kondisi lapangan dengan tetap mempertahankan kemiringan jalan kebun
tidak melebihi 10%.
Jaringan jalan di dalam kebun ditata dan dilaksanakan pada waktu
pembangunan tanaman baru (tahun 0) dan dikaitkan dengan penataan lahan
ke dalam blok-blok tanaman. Pembangunan jalan di areal datar dan berbukit

dengan berpedoman bahwa setiap pekerja dapat menjangkau setiap areal
terkecil, dengan jarak pikul maksimal sejauh 200 m. Sedapat mungkin
seluruh jaringan ditumpukkan/ disambungkan, sehingga secara keseluruhan
merupakan suatu pola jaringan jalan yang efektif. Lebar jalan disesuaikan
dengan jenis/kelas jalan dan alat angkut yang akan digunakan.
Gambar 3.8. Jalan kebun
Lebar blok ditentukan berdasarkan jarak maksimum pemanen mengangkut
hasil panen ke pinggir jalan atau tempat penampungan sementara hasil
panen. Pada areal kebun yang datar umumnya kemampuan jarak angkut
pemanen atau pekerja yang efektif berkisar 150 meter. Kemampuan jarak
angkut pekerja atau pemanen ini dijadikan titik tengah lebar blok kebun
sehingga lebar blok berkisar 300 meter.
Untuk areal tanah gambut dan areal berbukit pada umumnya kondisi medan
kebun lebih berat bagi pekerja atau pemanen untuk melakukan pergerakan
karena kondisi tanah yang labil dan adanya tanjakan dan turunan. Akibatnya
kemampuan jarak angkut pekerja atau pemanen lebih pendek sehingga lebar
blok menjadi lebih kecil sekitar 200 meter. Panjang blok bergantung dari
kondisi areal kebun dan dikelilingi oleh jalan kebun sekunder, pada umumnya
panjang blok kebun berkisar 1000 meter
Jalan primer
Jalan sekunder
Jalan panen/produksi
Titik Tanaman

Gambar 3.9. Jalan Kebun (Primer)
Jalan Panen atau Pasar Pikul dibuka secara bertahap selama masa tanaman
belum menghasilkan. Pembuatan pasar pikul disesuaikan dengan umur
tanaman. Pasar pikul yang dibuat semasa TBM berfungsi terutama untuk
sarana memperlancar supervisi, pemeliharaan tanaman dan pelaksanaan
panen pada waktu TM.
Blok-blok kebun yang telah tersusun dalam peta kebun diberikan penandaan
blok kebun untuk memudahkan manajer mengelola kebun. Tanda blok pada
umumnya dipasang pada arah lokasi yang sama menghadap pada arah
datangnya pekerja. Sebagai misal bilamana jalan kebun primer mengarah
dari utara ke selatan, maka sebaiknya tanda blok dibuat menghadap ke utara
agar lebih mudah dikenali. Tanda blok pada umumnya diletakkan di lokasi
tersebut merupakan persimpangan jalan yang sering dilalui kendaraan
pengangkut.
Informasi yang dimuat dalam tanda blok meliputi nomor blok, luas blok,
jumlah/populasi tanaman per Ha, jenis/klon yang ditanam, tahun penanaman
dan informasi lainnya yang diperlukan oleh manajemen kebun. Lihat
Penomoran blok-blok kebun harus dilakukan dengan mempertimbangkan
perkembangan kebun dimasa mendatang, sehingga nomor blok selalu
berurutan dan mudah ditemukan oleh pekerja kebun. Penomoran blok harus
dihindari penomoran yang rumit seperti mengunakan angka romawi.
Penomoran sederhana dengan menggunakan sistem huruf dan
angka,misalnya A1, A1, A123 dst.


PEMBUATAN TEMPAT PENGUMPULAN HASIL
Tempat Pengumpulan Hasil (TPH) diperlukan sebagai tempat pengumpulan hasil
panen. Standar TPH :
• TPH dibuat setiap 3 jalan panen atau 6 gawangan untuk areal datar,
sedangkan pada areal berbukit disesuaikan dengan kondisi lapangan.
• Ukuran TPH antara 2-3 m x 3-4 meter, pada tanaman yang telah berproduksi
maksimal, semakin besar ukuran TPH
• Permukaan TPH rata dan bersih untuk memudahkan penyusunan tandan hasil
panen
• TPH diberi nomor sesuai dengan ketentuan yang berlaku di perusahaan
Gambar.3.11. Tempat Pengumpulan Hasil
Nomor Blok Luas blok
Jumlah Tanaman Varitas Sawit
Umur Tanaman

SANITASI
Untuk mempermudah proses panen dan mendapatkan kondisi buah yang
baik pada saat mulai panen maka diperlukan pekerjaan sanitasi yang
dilakukan 3 atau 4 bulan sebelum panen perdana dimulai. Kegiatan sanitasi
meliputi :
• membuang tandan parthenocarpy dan tandan busuk terutama yang
terserang hama dan penyakit. Tndan tersebut harus diletakkan pada
gawangan.
• Membuang semua pelepah kering, dan meletakkannya secara rapi pada
gawangan.
• Membersihkan sampah sekitar pohon untuk memudahkan panen dan
pengutipan brondolan.
Gambar 3.11. Sanitasi Kebun

SENSUS TANAMAN PRODUKSI

Seperti kita ketahui bahwa luas areal tanaman perkebunan dapat mencapai
puluhan hektar sampai dengan ribuan hektar. Komoditas tanaman
perkebunan tahunan, memiliki tajuk mahkota daun yang rimbun sehingga
untuk mengetahui tanaman siap panen diperlukan pendataan atau sensus
yang lebih kompleks dibandingkan komoditas tanaman perkebunan semusim.
Tujuan sensus adalah untuk mengumpulkan data setiap blok yang meliputi
jumlah titik tanam yang tanamannya mati, hilang, abnormal atau tidak
berproduksi dan menentukan kerapatan tanaman dan kondisi areal yang
tidak dapat ditanami.
Selain itu tujuan sensus juga untuk melakukan penisipan. Untuk memastikan
jumlah tanaman yang harus disisip harus dilakukan sensus terlebih dahulu.
Sensus dilaksanakan 1 dan 2 tahun setelah tanam. Pada saat sensus dicatat
setiap titik yang kosong, tanaman yang mengalami transplanting shock yang
parah, tanaman kerdil dan abnormal. Sensus dilaksanakan blok per blok.
Sensus dapat dilaksanakan bersamaan dengan pembatan peta tanaman.
Dimulai dari sudut blok;petugas pemetaan berjalan di tengah gawangan.

Petakan dan beri tanda pada formulir dengan tanda 0 = tanaman ada; x =
tidak ada tanaman/tanaman abnormal. Data perincian jumlah tanaman yang
disisip harus disimpan. Peta dicheck kembali 1 kali/tahun untuk inventarisasi
tanaman.
Sensus pohon untuk mengetahui potensi produksi dimulai pada TM1 (paling
lambat umur 36 bulan dan diulangi setiap 5 tahun. Dalam perkebunan kelapa
sawit dikenal sensus rutin dan sensus periodik. Sensus rutin dilakukan pada
seluruh areal kebun untuk mengetahui satu atau beberapa data antara lain
keadaan tanaman, tanaman produktif, tanaman mati, areal kosong. Hasil
sensus periodik dilakukan untuk memperoleh data khusus seperti jumlah
tanaman abnormal, tanaman yang terserang hama dan penyakit serta
tanaman yang mati atau kosong. Hasil sensus rutin maupun periodik
diresume oleh manager untuk menentukan langkah dan tindakan berkenaan
dengan proses produksi. Data sensus pohon juga digunakan untuk
menentukan tingkat produktivitas tanaman yang digunakan sebagai dasar
untuk penetapan kebutuhan tenaga kerja dan kebijakan manajemen produksi
yang lain.
READ MORE » PANEN DAN PASCA PANEN KELAPA SAWIT

MANAJEMEN PANEN KELAPA SAWIT



panen merupakan kegiatan penting dalam perkebunan kelapa sawit berdasarkan  tinggi tanaman ada 2 cara panen yg umum di lakukan oleh perkebunan kelapa sawit
v  Untuk   tanaman yg berumur kurang dari 7 thn cara panen menggunakan alat dodos yg lebar 10-72,5 cm dg gagang pipa besi/tongkat kayu.
v  Sedangkan tanaman yg berumur 7 thn/ lbh pemanenen menggunakan egrek yg disambung dg pipa almunium/batang bambu.....
                                       
                                                          Gambar kelapa sawit pt bsmi




Standar panen yg digunakan antara satu perusahaan dan perusahaan lain kemungknan berbeda

1.      Tandan buah matang harus mempuyai sedikitnya 1 broondolan di piringan sbgai tanda buah tsbt siap di panen

2.      Pelepah yg di tunas di potong dan di susun rapi pd gawangan

3.      Rotasi panen di pertahankan pada interval 7-10 hari

4.      Tbs di brondolan di susun rapi di tph untk pengangktn ke pabrik

5.      Tangkai buah di potong dan seluruh kotoran tandan (tbs) di bersihkan sblm pengangkutan

6.      Tingkat ekstasi minyak >22% dan kandungan ABL <2%


  Peralatan panen

a.      Berumur < 7thn

§  Dodos dg lebar 10-12,5 cm

§  Kantong/ piringan untk pengutipan brondolan

§  Kapak kecil untuk memotong tangkai tbs dan batu asah

§  Kereta dorong (lori)/ alat pikul

§  Jaring panen

       b.   Berumur > 7 thn

§  Egrek

§  Kapak kecil dan batu asah

§  Kereta dorong (lori)/ alat pikul

§  Jaring panen


Rotasi panen

Rotasi adalah: waktu yg di perlukan antara panen terahir dg panen berikutnya pd tempat yg sama...

 Perkebunan kelapa saawit pada umumnya menggunakan rotasi panen 7 hari artinya satu areal harus di masuki oleh pemanen tiap 7 hari

 Rotari panen di aggap baik bila buah tdk terlalu matang,,yaiti dg menggunakan sistem 5/7 artinya:dalam satu minggu terdapat 5 hari 2 hari untk sisa peliharaan alat  panen dan masing2 ancak panen di ulang 7 hri beriktnya....                
          
                        

Sistem panen

Untuk memudahkan pelaksanaan panen dan memastikan produktifitas panen yg tinggi mandor menentukan sistem ancak/petak.

     Satu ancak terdiri dri 2-4  baris tanaman yg berdekatan tergantung pada perapatan buah masak .

Area panen harus di bagi menjadi 5-/6 bagian tergantung dari berapa hari kerja selama semigancakan  sistem pengancakan trdri dari 3 sistem yaitu:

 anCak giring murni

 ancak giring tetap                       

 ancak tetap


1.sistem ancak giring

       Pada sistem ancak giring setiap pemanen melaksana kan panen pd ancak panen yg  ditetapkan setiap hari panen oleh mandor panen bagian areal panen sllu brubh di sesuaikn dg kerapatan panen dan kehadiran tenaga kerja pemanen.

Pada sistem ini apabla suatu anck telah selesai di panen pemanen pindah ke ancak berikutnya ancak berikutnya brsft tetap dan bersifat tdk tetap sehingga di kenal dg sistem ancak giring murni (tdk tetap)dan sistem giring tetap

     Sistem ancak giring mmurnu cocok untuk areal tanaman (tanaman muda)jumlah pemanen yg cukup bynk per mandor ,,memudahkan transportasi buah kemungkinan ancak tertinggal kecil,,....

Kelemahan dari sistem ancak giring murni:kurang tanggung jwbnya pemanen trhdp kndsi ancak karena ancaknya slslu brub  dri waktu ke waktu sulit di telusuri pemanen pemanen yg melakukan kesalahan,produktifitas pemanen rendah karena kehilangan waktu akbt pindah dari ancak 1 ke ancak lain.....

Sebagai perbaikan dari ancak giring murni ini di kembangkan sistem ancak giring tetap,,,pada sistem ini pemanen pindah dari ancak 1 ke ancak lainnya dg ancak yg tetap....


2.sistem ancak panen

Pda sistem ini pemanen melaksanakan panen pd areal yg sama di kerjakan secara rutin bertanggung jwb menyelesaikan tanggung jwbnya sesuai dg tanggung jwb yg tlh di

tentukan setiap hri anpa ada y tertinggal apabila pemanentdk eerja maka mandor hrs mencari pekerja pengganti,,sistem ini cocok di terapkan pd areal yg smpt fotografi terbuka /curam dan dg tanam tg berbeda...

Pada sistem ini pemanen di beri ancak dg luasan tertentu dan tdk berpindah2 hal tsbt membantu di perolehnya tbs dg kematangan yg optimal rendeman minyak yg di hasilkan tinggi namun kelembaban sistem ini buah lbh lambat  keluar sehingga lambat pula sampai  ke pabrik                   
                                                                                                   

Proses panen:

1.      memotong tandan

2.      mengutip brondolan

3.      mengangkut ke tph


ciri2 putik:

1.      umur 1 bulan

2.      daging buah:putih kehijauan

3.      cangkang     :putih dan lembut

4.      inti                :berupa cairan

5.      embrio         :blm terlht


           kegiatan sanitasi:
Ø  membuang tandan partheaocarpy

Ø  membuang pelepah kering

Ø  membersihkan sampah di piringan


                                                      
                                                   Gambar pengamatan buah matang



Bila tingkat kematangan buah mencapai fraksi 1-3 dimana persentase buah luar yg jatuh sekitar 12,5%-75%....
kebutuhan tenaga kerja
pada dasarnya jumlah pemanen dan pembrondol yg di perlukan 1:1 pd daerah tertuntu pembrondol lbh sdkt.pemanen dan pembromdol  ini hendaknya di perlukan sebagai pegawai tetap perusahaan karena bila di perlukan sebagai buruh lelap harian maka mandor akan sulit mendapatkan pemanen yg trampl dlm jumlah yg sesuai untk pemanen suatu luasan areal tertentu,sehingga tandan yg tdk dpt terpanen pd waktu yg tepat akn menurun kualitasnya.dalam menentukan kebutuhan tenaga kerja pemanen dipengaruh olh berbagai faktr antara lain:topografi,topografi kebun,jenis alat angkut yg di gunakan,umur pekerja,norma kerja,sstem panen dan faktor lainnya...

Norma anen menurut ian rankie dan thomas fair hurst
Umur tanaman

Norma (ton tbs/hk)
Norma (ton tbs/hk)
Buruk
baik
Sangat baik
3 thn
0,4
0,6
0,7
4 thn
0,7
0,7
0,9
5 thn
0,9
0,9
1,4
>5thn
1,4
1,4
2,0


PROsedur Panen

proses pematangn buah k.s dapat di lihat dari perubahan warna kulit buahnyabuah akn berubah menjadi merah jingga ketika masak pada saat buah masak kandunga minyk pada daging buah telah maksimal jika terlalu matang buah kelapa sawit akan jatuh dan lepas pd tandannya...proses pemanenan kelapa sawit meliputi pekerjaan memotong tandan buah masak memungut brondolan dan mengangkut buah ke tmpt penampungan hasil(tph)serta ke pabrik.buah yg jatuh dri tangkai tandannya di sebut membrondol.

       Pelaksanaan pemanenan tdk di lakukan secara sembarang perlu memoerhatikan beberapa kriteria tertentu...

tujuan panen kelapa sawit adalah:untuk mendapatkan rendeman minyak yg tinggi dg kualitas minyak yg baik..

Kriteria panen yg harus di perhatikan adalah:matang panen,cara panen,alat panen,rotasi panen,sistem panen,serta mutu panen....

Prosedur umum panen:

1.     setiap pemenen di bekali dg peralatan yg lengkap

2.     panen mendapat prioritas utama di bandingkan dg pemeliharaan kebun lainnya,,bila mana di perlukan tambahan tenaga kerja untuk mnjaga standar panen maka pekerja dari bagian lain dapat di perbandingkan untuk melakukan pemanenan.

3.     Setiap pemanen di beri jumlah baris untuk di panen sesuai dg sistem anen yg di terapkan di perusahaan tsb,jumlah baris yg ditentukan tergantung pada umur tanaman,produksi,bulan panen dan rata2 kemampuan pemanen..

4.     Tandan matang harus di panen semuanya dg kriteria 12,5-25% buah luar membrondol.

5.     Pelepah daun yg menyangga buah di potong terlebh dahulu dan diatur rapi di tengah gdi gawangan

6.     Tandan buah tg akan dg dodos/egrek sedekat mungkin dg pangkalnya maxsimal 2 cm,,tandan buah yg telah di potong di letakkan teratur di piringan dan brondolan di kumpulkan di terpisah dari tandan,brondolan harus bersih  dan tdk tercampur tanah atau kotoran lain..

7.     Memeri tanda yg berisi nomor penebang.

8.     Tumpuk pelepah daun yg di potong secara teratur di gawangan(ruang kosong diantara garis gawangan)dg cara di kelumpukkan.....


managemen pasca panen kelapa sawit

Tbs mengandung minyak k,s dan inti k,s yg harus segera di proses atau di ekstak untuk memisahkan minyak dg bagian lainnya penundaan jarak waktu panen dan pengolahan tang terlalu lama(724 jam) dapat mengakibatkan penutunan kulitas minyak yg di hasilkan karena meningkaykan kandungan asam lemak....tbs di olah di pks untuk diambil merupakan produk setengah jadi minyak mentah atau crude palm oil(cpo,mks)dan inti(kernel 1 ks)



        Yang akn diolah lbh lanjut untuk di jadikan produk jadi lainnya...pks secara garis besar  terdiri dari stasiun utama dan stasiun pendukung,

Stasiun utma berfungsi sbgai stasiun pengolahan kelapa sawit yang mengolah tbs menjadi minyak..

       Tdk semua pks memiliki kemampuan untuk mengolah inti kelapa sawit..stasiun proses pengolahan tbs menjadi mks dan iks umumnya terjadi pd stasiun pendukung...


Stasiun utama berfungsi sbb

1.    Penerimaan buah(fruit receotion)

2.    Rebusan(sterelizer)

3.    Pemipilan(stipper)

4.    Pencacahan(digister)dan pengempaan(presser)

5.    Kemurnian(CLARIFIER)

6.    Pemisahan biji dan kernel(kernel)


Sementara stasiun pendukung berfungsi sbgai

1.    Pembangkit tenaga (power)

2.    Laboratorium (laborayori)

3.    Pengolahan air (water treat ment)

4.    Penimbunan produk (bulki)

5.    Bengkel (worksop)


Unitfraksinasi

Proses fraksinasi merupakan:prosees untuk memisahkan minyak sawit ke dalam 2 fraksi yaitu fraksi liquit yg disebut dg olein dan fraksi padat yg di namakan sterin...

Tangki

Tangki yg digunakan yaitu:

1.    Tangki cpo

2.    Asm foosfat(h3 po4)

3.    Tangki oetoil(ffa)

4.    Tangki tanah pemucat)

Tangki filtrasi

·         Filtration

·         Sequeezing

·         Filtrate blowjng

·         Care blowing

Beberapa tangki yg digunakan pada unit fraksinasi yaitu:

      Chiled water tank

      Tangki olein

      Yangki stearin

      Washad oil tank

      Core oil tank

                              


  



READ MORE » MANAJEMEN PANEN KELAPA SAWIT